41

439 54 8
                                    

-Hurt-

ʚ ═══・୨ ꕤ ୧・═══ ɞʚ ═══・୨ ꕤ ୧・═══ ɞ

Di sinilah mereka sekarang, duduk bersama di sebuah meja makan bundar sederhana yang ada di apartemen Jeno.

"Sayang ingin tambah?" Tiffany bertanya pada sang menantu

Aeri tersenyum dan menggeleng kecil, "sudah cukup momy"

"Kau harus banyak makan sayang, lihat kau bahkan sangat kurus sekarang" Jongin menatap putrinya khawatir

"Apa Jeno tak memberi mu makan nak? jika iya katakan pada dady. Akan dady beri pelajaran dia nanti" Donghae ikut menimpali

"Aniya, Jeno selalu memberiku makan dady. Tidak mungkin Jeno membiarkan aku dan bayi kami kelaparan" Aeri membela Jeno

Jeno hanya diam dan menyimak obrolan istri dan keluarga mereka.

"Ngomong-ngomong dimana Mark? kenapa dia tidak datang?" tanya Aeri

"Dia sedang les tambahan, akhir-akhir ini dia bekerja begitu keras. Momy sampai khawatir" jawab Tiffany

"Dia sangat berambisi ingin menjadi musisi, bukankah itu bagus? dan aku yakin anak itu pasti akan mendapatkan apa yang dia inginkan, dia tak akan mengecewakan kita" Donghae berucap sembari menatap Jeno

Jeno melihat itu, bagaimana sang ayah memandangnya dengan tatapan remeh.

Jongin yang menyadari ada perubahan suasana di sana langsung mengalihkan pembicaraan, ia tau sedikit tentang hubungan menantu dan besannya itu. Dan ia mendengar itu langsung dari Tiffany.

"Ah Riri-ya"

"Ya appa?"

"Apa jenis kelamin anak kalian sudah bisa di cek?"

Jeno dan Aeri saling tatap beberapa saat.

"Sepertinya belum terlihat appa, kandungan Aeri masih terlalu muda" kini Jeno membuka suaranya

"Ah begitu ya, aku sudah tidak sabar ingin menggendong bayi kalian"

Semua yang ada di sana tersenyum mendengar penuturan Jongin.

"Aku juga sudah tidak sabar, kira-kira dia laki-laki atau perempuan ya?" ucap Tiffany

"Apapun itu yang terpenting sehat" tambah Donghae

Acara makan malam selesai, Tiffany dan Donghae berpamitan untuk pulang lebih dulu.

Tersisa Jeno, Aeri dan juga Jongin di ruang tamu.

"Sepertinya Appa juga akan kembali sekarang"

"Kenapa cepat sekali? aku masih ingin memeluk appa! aku masih rindu!" protes Aeri

"Hei kau bisa berkunjung ke rumah jika merindukan appa, sayang" Jongin mengelus sayang kepala sang anak yg kini tengah duduk sembari memeluknya

"Tapi Jeno selalu sibuk!! huaaa"

Baik Jongin maupun Jeno kini terkejut saat melihat Aeri yang tiba-tiba menangis kuat.

"Sayang suami mu itu selalu bekerja setelah pulang sekolah, dia sibuk mencari uang untuk mu dan juga bayi kalian" Jongin mencoba memberi pengertian pada Aeri

HURT - ( JENSELLE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang