12

274 29 0
                                    

-Hurt-

ʚ ═══・୨ ꕤ ୧・═══ ɞʚ ═══・୨ ꕤ ୧・═══ ɞ

Sinar matahari menembus celah fentilasi kamar seorang remaja laki-laki bermarga Lee itu, ia menggeliat tak nyaman dan kemudian membuka matanya perlahan.

mengusap matanya perlahan dan melirik ke arah jam dinding yang tergantung apik di kamar apartemennya.

"Sudah pukul 9, aku tidur begitu pulas rupanya" gumamnya

Laki-laki itu bangkit dari kasurnya dan merapihkannya, laki-laki itu memilih untuk pergi ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.

Selang 10 menit laki-laki itu sudah selesai dengan acara mandi paginya dan pergi ke dapurnya untuk membuat srapan.

Ia membuka lemari es nya dan terdiam, "sial aku lupa membeli bahan makanan"

drrtt... drrtt...

Dengan malas laki-laki itu mengambil ponsel yang berada di saku celananya lalu mendekatkan benda pipih itu ke telinga tanpa membaca nama yang tertera di sana.

"Yeoboseyo"

"Apa benar ini nomor Lee Jeno?"

"Ya benar, ini nomor ku. Kau siapa? dan bagimana bisa mendapat nomor ku?"

Ya benar laki-laki itu adalah Jeno dan saat ini Jeno tidak tahu ia sedang bicara dengan siapa sebab nomor yang saat ini menghubunginya tak tersimpan di ponselnya.

"Aku Karina, aku mendapat nomor mu dari kembaran mu"

"Apa mau mu? to the point saja"

"Cih siapa juga yang ingin basa basi dengan mu, aku hanya ingin memberi tahu jika kau sekelompok dengan ku di pelajaran pak Kim nanti. Aku sudah membagi tugas masing-masing dari kita dan kau harus menyelesaikannya dengan benar! aku tidak mau nilai ku kecil, jadi kau har-"

"Kirim saja, jangan banyak bicara"

Terdengar suara decakan dari seberang, namun Jeno tak peduli.

"Sudah! cepat kerjakan dan kirimkan pada ku hari ini juga!"

Pip

Jeno memutus sambungan sepihak, sungguh rasanya kupingnya terasa nyeri akibat teriakan perempuan bar-bar semacam Karina.

"Ck! mengganggu saja" decak Jeno

Hari ini adalah hari minggu, itu sebabnya Jeno dapat bangun sesuka hatinya. Dan ya ngomong-ngomong soal Jeno, laki-laki itu terhitung sudah 1 minggu tidak tinggal bersama dengan keluarganya lagi dan selama itu pula Tiffany tak ada hentinya membujuk Jeno agar mau kembali, namun Jeno menolaknya.

Jeno memilih melangkahkan kakinya menjauh dari dapur dan pergi ke kamar untuk mengambil jaket dan topinya, ia harus segera belanja bulanan agar tak kelaparan.

Jeno memilih melangkahkan kakinya menjauh dari dapur dan pergi ke kamar untuk mengambil jaket dan topinya, ia harus segera belanja bulanan agar tak kelaparan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HURT - ( JENSELLE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang