37

475 61 6
                                    

-Hurt-

ʚ ═══・୨ ꕤ ୧・═══ ɞʚ ═══・୨ ꕤ ୧・═══ ɞ

Aeri berjalan perlahan keluar dari sebuah salon kencatikan yang di rekomendasikan langsung oleh Mark.

Mungkin kalian berpikir, kenapa Mark? jawabannya karena laki-laki itu juga bertanya pada ibunya lalu menyampaikannya pada Aeri.

Aeri memutuskan untuk benar-benar mengubah dirinya, itu semua ia lakukan hanya untuk menarik perhatian Jeno. Katakanlah itu salah satu perjuangannya untuk mendapatkan hati suaminya.

Setelah selesai dari salon kecantikan, Aeri memilih untuk mampir memebeli pakaian, sepatu dan juga tas baru untuknya.

Aeri memang selalu hidup berkecukupan, namun perempuan itu bukan tipe yang suka menghambur-hamburkan uang demi memenuhi hasratnya.

"Ku rasa setelah ini aku akan mampir ke rumah saja, aku sangat merindukan appa" gumam Aeri

Aeri menenteng begitu banyak belanjaan di tangannya, tidak bisa di pungkiri bahwa belanja itu adalah salah satu cara menghibur diri.

Aeri menuntun kaki jenjangnya untuk keluar dari pusat perbelanjaan, ia segera memesan taxi online untuk menuju rumahnya.

Jeno memilih untuk mampir ke kantor sang ayah setelah pulang sekolah, ia akan mengecek beberapa pekerjaan yang biasa ayahnya taruh di mejanya.

"Tidak ada? tumben sekali" gumam Jeno

Setelah menikah dengan Aeri, Jeno memang tak lagi menghandle pekerjaan kantor. Namun di hari Jeno dan Aeri bertengkar karena Mark waktu itu, Jeno memilih untuk kembali lagi ke kantor.

Saat Jeno masih di mejanya, Donghae keluar dari ruangannya dan mendekat pada putranya.

"Ikuti aku" titah Donghae

Jeno sungguh terkejut, ini adalah pertama kalinya sang ayah kembali bicara padanya setelah pernikahannya.

Jeno buru-buru mengangguk dan mengikuti langkah besar Donghae.

Donghae membawa Jeno ke taman buatan yang ada di rooftop gedung kantor. Itu adalah wilayah khusus yang sengaja di buat Donghae untuk pertemuan non formal.

Donghae mengunci pintu akses menuju rooftop, setelah itu ia langsung menarik kerah seragam Jeno dan memeberi sebuah pukulan padanya.

Jeno jatuh tersungkur ke tanah sembari mengelap darah yang keluar dari hidungnya.

"D-dady ada apa? kenapa memukul ku?"

Donghae menatap Jeno nyalang, "kau tau kesalahan mu hah?!"

"Apa maksud dady?"

"Berandal kecil ini memang tidak mengerti di kasihani"

Donghae kembali menarik kerah seragam Jeno dan memaksa pemuda itu untuk berdiri.

"D-dad"

"Sudah ku peringatkan untuk tidak lagi berhubungan dengan Karina bukan? tapi sepertinya jiwa berandal mu ini memang tidak akan pernah menghilang. Kau membuatku malu!!"

HURT - ( JENSELLE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang