43

295 50 5
                                    

-Hurt-

ʚ ═══・୨ ꕤ ୧・═══ ɞʚ ═══・୨ ꕤ ୧・═══ ɞ

Aeri meremas kuat ujung jaket yang Mark kenakan saat sudah berada di depan kelas mereka.

Mark melirik Aeri yang kini sedang menunduk tak berani menatap ke depan, melihat itu Mark langsung menggenggam tangan Aeri yang menarik ujung jaketnya.

Aeri mendongak menatap Mark ragu. Mark hanya tersenyum dan mengangguk, lalu setelah itu keduanya melangkahkan kaki masuk ke dalam kelas mereka.

Tak banyak yang berubah, hanya saja jika biasanya Aeri mendengar cemoohan dari teman-temannya, kali ini Aeri bisa mendengar beberapa dari mereka memujinya.

Mark sedikit menggerakan tangannya yang menggenggam jemari milik Aeri, "sudah ku katakan semua akan baik-baik saja" bisik Mark

Aeri hanya mengangguk dan mulai memberanikan diri untuk mengangkat wajahnya.

"Ekhm!! tidak perlu menggandeng tangan istri ku" Jeno melewati Mark dan Aeri sembari berdeham lalu berbisik

Jeno duduk di tempatnya dan menatap tajam Mark yang masih setia menggenggam tangan Aeri.

Mark pun tersenyum miring pada Jeno, ia tak mengindahkan perkataan sang adik dan langsung melewati Jeno dan duduk di tempat mereka.

"Mark, apa Karina tidak masuk?" ucap Aeri bertanya

"Aku tidak tau, tapi dia sudah lama tidak masuk dari minggu kemarin"

Aeri cukup terkejut mendengar hal itu, "lama sekali"

Tak lama kelas yang mulanya sedikit gaduh kini menjadi hening saat seorang gadis yang beberapa hari ini membolos kini kembali masuk.

"Hei berhenti menatapku seperti itu" Karina yang risih pun akhirnya buka suara

Karina kemudian berjalan santai dan pergi ke kursinya.

Jeno, Aeri dan Mark sama sekali tidak berkedip menatap Karina yang saat ini terlihat seperti biasanya.

"Selamat pagi Jenoo" sapa Karina riang

Jeno terdiam sesaat, "a-ah ya selamat pagi"

Karina tersenyum dan kemudian menengok ke belekang ke arah Mark dan Aeri.

"Selamat pagi Mark, Selamat pagi Riri-ya"

"S-selamat pagi Rina-ya" Aeri menjawab sembari tersenyum kikuk

Karina tersenyum dan kemudian berbalik menghadap ke depan, ia benar-benar bersikap seperti biasanya seolah tak ada yang terjadi.

Mark hanya memandang punggung sempit di depannya itu datar, Mark tak ingin menuduh namun ia hanya merasa ada sesuatu yang di rencakan oleh gadis itu.

Tak lama seorang guru pun datang dan mereka memulai pelajaran seperti hari-hari biasanya tanpa ada masalah.

Jeno, Aeri dan Mark hanya diam sembari fokus memandangi Karina yang kini tengah memakan makanannya dengan tenang.

HURT - ( JENSELLE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang