33

360 36 3
                                    

-Hurt-

ʚ ═══・୨ ꕤ ୧・═══ ɞʚ ═══・୨ ꕤ ୧・═══ ɞ

Aeri berjalan sedikit tergesa di hari pertamanya kembali masuk ke sekolah, sebab tadi pagi ia terlambat bangun. Kenapa Jeno tak membangunkan Aeri? tentu saja hal itu tak akan terjadi, saat Aeri bangun tadi pagi pun Jeno sudah tidak ada di apartemen.

Aeri cukup kewalahan karena kelasnya pindah menjadi di lantai 2, ia harus menaiki puluhan anak tangga agar bisa mencapai kelasnya.

Saat Aeri sampai di kelasnya, dari puluhan anak lainnya hal yang pertama kali menyita perhatiaannya adalah 2 orang sejoli yang kini tengah bermesraan di bangku paling depan.

"Oh? Riri-ya!! kemari"

Aeri mengerjapkan matanya beberapakali dan mulai tersadar, ia mulai bersandiwara seolah tak terjadi apapun padanya.

Aeri perlahan maju dan menghampiri sahabatnya serta kekasihnya yang tak lain adalah suaminya sendiri.

"Kenapa kemarin tidak mengabari ku kalau sudah kembali ke Korea huh??" singut Karina

"Maaf aku lupa mengabari mu, aku terlalu lelah jadi memilih langsung tidur" balas Aeri

Jeno hanya menyimak percakapan kedua perempuan di hadapannya, jujur saja Jeno sedikit bingung dengan topik pembahasan mereka. Kembali Korea? memangnya Aeri pergi kemana? ah ntahlah Jeno tak faham.

"Ah ya aku ingin mengatakan sesuatu, tapi jika kau tidak setuju tidak apa. Kau bisa mengatakannya padaku"

Aeri mengerutkan dahinya, "ada apa?"

"Aku ingin tukar bangku dengan Mark, jadi aku bersama Jeno kau duduk bersama dengan Mark. Bagaimana pendapatmu Riri-ya?"

Jeno menatap Karina bingung, ia sama sekali tidak tahu menahu soal ini.

"Kenapa harus pindah begitu?" tanya Jeno pada sang kekasih

"Memangnya kau tidak mau duduk dengan ku?" Karina berbalik bertanya pada Jeno

"T-tidak, bukan seperti itu maksud ku. Aku hanya-"

"Tak masalah, aku akan duduk dengan Mark saja"

Jeno langsung menatap Aeri tidak percaya, hei Mark itu sedang dalam dilema sekarang dan apa apaan ini? Aeri malah ingin duduk bersama Mark? heol! yang benar saja.

Jeno tentu mengerti perasaan Mark dan tentu ia merasa sangat bersalah dengan kembarannya itu.

Sebenarnya semalam Jeno sempat mampir ke rumahnya untuk menemui sang ibu. Saat sudah di luar rumah dan hendak kembali ke apartemen, Karina meneleponnya. Tentu Jeno langsung mengangkat panggilan itu dan tanpa di sangka Mark mendengar percakapannya dengan Karina.

Mark langsung murka dan hampir saja kembali baku hantam dengan Jeno, namun Jeno memberi alasan yang cukup masuk akal kenapa ia melakukan itu. Dan akhirnya Mark mengalah namun ia akan tetap mengawasi Jeno tentu saja.

Kembali ke Aeri, perempuan cantik itu kini dengan kaku duduk tepat di samping Mark.

Mark sama sekali tak menoleh pada Aeri, ntah tidak sadar atau memang pura-pura tidak peduli.

HURT - ( JENSELLE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang