-Hurt-
ʚ ═══・୨ ꕤ ୧・═══ ɞʚ ═══・୨ ꕤ ୧・═══ ɞ
Aeri menatap sedih mobil sang ayah yang perlahan menjauh dari rumahnya, ia sungguh khawatir dengan keadaan Jeno.
Aeri menghembuskan nafasnya lelah, perlahan ia membalikan tubuhnya dan kembali masuk ke dalam rumahnya.
Aeri dapat melihat yang terduduk di lantai rumahnya yang dingin sembari menatap kosong kedepan. Sungguh Aeri tidak berbohong, rasanya hatinya begitu sakit melihat laki-laki yang selama ini selalu baik padanya menjadi seperti itu.
Perlahan Aeri mendekat ke arah Mark dan memanggilnya.
"M-mark" panggil Aeri ragu
Mark sama sekali tidak bergeming dan hal itu membuat Aeri semakin sedih.
"Mark kumohon jangan seperti ini" Aeri kembali terisak
"Aeri"
Aeri segera mengangkat wajahnya dan menatap Mark.
"I-iya Mark"
"Apa aku salah?" tanya Mark menatap Aeri tanpa emosi, wajahnya benar-benar datar
"Mark"
"Aku memang ingin memperkenalkan mu pada dady dan momy, tapi aku tidak menyangka jika kalian akan saling mengenal dengan cara seperti ini"
"Mark maafkan aku.. hiks.. Mark"
Mark menatap Aeri, "Aeri, apa aku salah jika mengharapkan cinta mu? apa aku salah jika berharap kita bersama? apa aku salah jika–"
Sebelum Mark menyelesaikan kalimatnya, Aeri sudah lebih dulu menarik Mark ke dalam dekapannya.
"Mark cukup, kumohon hentikan. Hatiku semakin sakit jika kau berbicara seperti itu... hiks.. tolong maafkan aku..."
Mark terdiam dan sama sekali tak membalas dekapan Aeri.
"Aeri aku mencintaimu, perasaanku murni Riri-ya... aku sungguh-sungguh tulus mencintaimu"
Aeri rasanya tak sanggup menjawab ucapan laki-laki dalam rengkuhannya.
"Aku tau Mark... aku tau"
"Lantas kenapa jadi seperti ini? kau tau Riri-ya, kau adalah orang pertama yang mengajarkan ku caranya mencintai seseorang. Dan untuk itu aku berterimakasih padamu karena sudah membuatku merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta"
"Mark, kau juga adalah orang pertama yang membuatku merasa sangat di cintai. Terimakasih Mark... terimakasih..."
"Aeri" Mark mendongak menatap Aeri
Aeri yang merasa ada pergerakan dibawahnya pun menurukan pandangannya, "hmm?"
"Apa ini alasan mu tak pernah membalas perasaan ku?"
deg
"M-Mark"
"Jawab aku Aeri!!"
Aeri terdiam cukup lama sebelum akhirnya mengangguk lemah.
"Sejak kapan? sejak kapan kalian melakukannya?"
"Itu sebuah kecelakaan Mark"
"Aku bertanya kapan Aeri!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
HURT - ( JENSELLE )
Fanfictionaku tak pernah menyesal karena memberi seluruh hatiku padamu -Kim Aeri kau mengisi ruang kosong di hatiku dengan sempurna -Lee Jeno