-Hurt-
ʚ ═══・୨ ꕤ ୧・═══ ɞʚ ═══・୨ ꕤ ୧・═══ ɞ
Aeri tersenyum senang saat sang ayah kembali ke rumah dengan cepat hari ini.
"Appa!!"
Aeri berlari dan langsung memeluk ayahnya.
Jongin pun dengan senang hati merengkuh tubuh putrinya.
"Senang sekali hmm" Jongin menarik pipi putrinya pelan
Aeri mengangguk semangat di dekapan sang ayah.
"Appa tidak lembur hari ini?" tanya Aeri
Bukannya menjawab, Jongin malah terlihat terkejut melihat sang putri.
"Aeri kau sakit? kenapa wajahmu pucat sayang?" tanya Jongin khawatir
"Aku baik-baik saja appa, hanya sedikit pusing" Aeri tersenyum lembut
"Apa sudah minum obat? kita ke rumah sakit saja ya? kau terlihat tidak baik nak"
Aeri menggeleng, "tidak perlu appa, nanti juga tidak pucat lagi"
Jongin menghela nafas lelah, "jika kau sakit tolong katakan pada appa ya sayang? appa tidak mau kau kenapa-napa"
"Appa tidak perlu khawatir, Aeri baik-baik saja. Appa belum menjawab pertanyaan Aeri tadi"
Jongin menggeleng, "appa punya acara lain nanti malam, tapi melihat mu seperti sepertinya appa cancel saja"
Aeri mengerutkan dahinya, "kenapa begitu?? Aeri baik-baik saja appa. Memangnya appa ingin kemana?"
"Bertemu teman lama appa dan omma mu"
"Apa Aeri boleh ikutt??" Aeri bertanya sembari memancarkan binar di mata bulatnya
"Kau yakin mau ikut? kau sedang sa-"
Aeri menggeleng kuat, "appa Aeri baik-baik sajaa"
Jongin mengalah, "yasudah kalau begitu appa bersihkan diri dulu, kau pergilah bersiap"
Aeri tersenyum, "baik appa"
Jongin menatap punggung sempit sang putri yang menaiki anak tangga dengan riang, "persis seperti omma nya"
Jongin menggeleng pelan dan berlalu untuk pergi ke kamarnya.
Di dalam kamar, Aeri langsung pergi ke kamar mandi dan bersiap.
Selang 20 menit, Aeri sudah bersih dan sudah berganti pakaian.
Aeri berjalan ke depan meja riasnya, ia menatap pantulan dirinya di depan cermin.
"Kenapa aku pucat sekali?" gumam Aeri
Hari ini Aeri memang lemas dan juga kepalanya sedikit pusing, namun ia tidak tahu jika itu akan membuatnya terlihat seperti orang yang benar-benar sakit.
Pusing dan mual yang sempat ia alami nyaris 4 minggu yang lalu sudah benar-benar hilang, dan itupun hanya terjadi selama 3 hari setelahnya sudah tidak ada lagi.
Ntah kenapa Aeri sedikit resah, namun ia tidak tahu apa alasannya.
Aeri menggeleng pelan, "tidak, semua sudah baik-baik saja sekarang"
"AERI!! KAU SUDAH SIAP SAYANG??"
Aeri terkejut mendengar panggilan ayahnya, "s-sebentar appa!!"
Aeri langsung merapihkan rambut dan juga sedikit memoleh wajahnya.
ceklek
"Apa sudah siap?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HURT - ( JENSELLE )
Fanficaku tak pernah menyesal karena memberi seluruh hatiku padamu -Kim Aeri kau mengisi ruang kosong di hatiku dengan sempurna -Lee Jeno