25

395 27 2
                                    

-Hurt-

ʚ ═══・୨ ꕤ ୧・═══ ɞʚ ═══・୨ ꕤ ୧・═══ ɞ

Jeno semakin di buat sibuk dengan pekerjaan kantor sang ayah. Semenjak hari dimana Jeno menggantikan rapat dengan para investor, Donghae semakin mempercayai sang putra untuk ikut andil dalam mengurus perusahaan.

"Son ayo makan dulu, nanti bisa kau lanjutkan lagi" ajak Donghae

Jeno menatap sang ayah dan menggeleng pelan, "Jeno masih kenyang dady, mungkin nanti akan menyusul"

Donghae mendekat ke meja kerja sang puta yang terletak di depan ruangannya.

"Hei jangan begitu, nanti momy bisa mengamuk pada dady. Ayo cepat istirahat dulu dan makan, dady akan menemani mu makan"

Jeno menghela nafas kasar, "yasudah ayo dady"

Sepasang ayah dan anak itu berjalan beriringan menuju kantin kantor, banyak pasang mata yang memperhatikan mereka.

Donghae dan Jeno memang sangat mirip, semua orang pun tahu pasti dengan hal itu.

"Dady Jeno ingin makan di luar kantor"

Donghae menghentikan langkahnya, "ingin makan dimana nak?"

"Di depan kantor ada kedai makanan tradisional, Jeno ingin makan bulgogi dady"

"Kau ingin bulgogi? yasudah ayo dady temani"

Jeno bersorak senang dalam hatinya, ia segera membawa sang ayah untuk pergi ke kedai yang ia maksud.

"Apa harus memakai mobil?" tanya Donghae

"Tidak usah dady, kita jalan kaki saja. Kedainya sedikit masuk ke dalam gang dan gang nya hanya cukup untuk roda satu"

Donghae mangangguk mengerti, "yasudah pimpin jalannya"

Donghae menatap putra bungsunya diam-diam, ia tersenyum tipis. Putranya itu terlihat berseri-seri hanya dengan di temani makan, Donghae tidak pernah menyangka anaknya itu se-sederhana itu.

"Apa masih jauh Jen?" tanya Donghae

"Sedikit lagi dad, apa dady lelah?"

"Sedikit"

"Sebentar lagi sampai dad"

Mereka kembali melanjutkan perjalanan dan selang 2 menit mereka sampai.

Jeno masuk ke dalam kedai mendahului sang ayah.

"Uri Jeno kita kembali?? Jeno apa kabar nak? lama tidak bertemu"

"Maaf paman Jeno jarang kemari, akhir-akhir sangat sibuk"

Donghae memperhatikan sang putra yang sedang berbincang dengan seorang laki-laki yang mungkin seumuran dengannya, mereka terlihat akrab.

"Ah iya, dady kemarilah"

Donghae tersenyum dan mendekat ke arah putrnya.

"Paman, kenalkan ini dady ku"

Donghae maju dan mengulurkan tangannya lalu keduanya berjabat tangan.

"Jadi kau ayah dari Jeno ku ya? kau sangat beruntung memiliki putra seperti Jeno tuan"

"Paman jangan berlebihan seperti itu" ucap Jeno tak enak

HURT - ( JENSELLE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang