45

644 72 14
                                    

-Hurt-

ʚ ═══・୨ ꕤ ୧・═══ ɞʚ ═══・୨ ꕤ ୧・═══ ɞ

Jeno baru saja keluar dari ruangan rapat yang ia pimpin hari ini dan semua orang tersenyum bangga padanya saat lagi-lagi dirinya bisa memenangkan proyek besar. Tentu itu sangat mengutungkan bagi perusahaan ayahnya.

Jeno berjalan menuju ke meja kerjanya, ia melirik arloji yang ada di tangannya yang sudah menunjukan pukul 10.

"Bukankah harusnya dia sekarang sedang makan bekalnya?" Jeno tersenyum kecil saat membayangkan wajah Aeri yang merengek padanya tadi pagi

Jeno mempercepat langkahnya, ponselnya sengaja ia taruh di laci meja kerjanya dan sekarang ia ingin mengabari pujaan hatinya itu.

Saat sudah di mejanya, Jeno segera duduk dan mencari letak ponselnya.

"Oh astaga ternyata ku mode pesawat" gumam Jeno saat baru saja membuka layar ponselnya

Jeno terdiam mendapati banyak panggilan tak terjawab dari istrinya saat ia mengganti mode ponselnya.

Jeno langsung buru-buru menghubungi kembali Aeri namun sayangnya istri manisnya itu tidak menjawab panggilan darinya.

Jeno mulai khawatir sekarang, "ada apa dengan Aeri?"

Tak lama ponselnya bergetar, pertanda panggilan masuk.

Jeno menatap layar ponselnya dan tertera nama kembarannya di sana, tanpa pikir panjang Jeno langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Ada apa Mark?"

"Jeno Aeri menghubungi ku tadi, tapi aku tidak sempat mengangkatnya. Tadi aku sedang mengurus anak-anak jadi aku tidak tau. Apa dia mengubungi mu juga?"

Jeno terdiam, tidak biasanya Aeri seperti ini. Apa sesuatu yang buruk terjadi padanya? Jeno sangat khawatir sekarang.

"Jen kau mendengarku?"

"Ah y-ya aku dengar, Aeri juga sempat mengubungiku tapi tadi aku sedang rapat jadi aku pun tidak tau"

"Sudah kau coba hubungi dia kembali?"

"Sudah, tapi tidak ada jawaban"

"Aku akan mengecek ke kelas, nanti akan segera aku kabari"

pip

Sambungan terputus, Jeno melempar ponselnya ke meja dengan frustasi. Apa lagi sekarang? batinnya.

Di saat Jeno tengah mengacak rambutnya frustasi, panggilan masuk kembali di dapat oleh Jeno.

Jeno segera mengambil ponselnya dan sedikit mengertukan dahinya saat sebuah nomor tidak di kenal menghubunginya.

"Apa benar ini Lee Jeno?"

"Ya, aku sendiri"

"Jeno-ssi ini aku Wonbin"

Jeno terkejut bukan main

"Wonbin ada apa? darimana kau mendapat nomor ku?"

"Tidak ada waktu untuk menjelaskan itu sekarang, lebih baik kau segera ke rumah sakit yang ada di dekat sekolah. Istrimu di rawat karena pendarahan"

Istrimu di rawat karena pendarahan, kalimat itu seolah membius isi kepalanya. Istrimu? Aerinya sekarang ada di rumah sakit?? dan dia pendarahan?? istri dan anaknya sedang tidak baik-baik saja!!

"Jeno-ssi kau masih di sana? halo Jen-"

Jeno langsung mematikan sambungan sepihak, Jeno segera bangkit dari kursinya dan langsung berlari secepat yang ia bisa, mengabaikan banyak pasang mata yang kini memperhatikannya bak orang kesetanan.

HURT || Jenselle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang