38. Gingerbread

184 19 2
                                    

__________________

"Assalamualaikum." Ibu Ani mengucapkan salam selepas kembali dari acara pengajian. "Loh kenapa pintunya terbuka?" sambungnya mengerinyit menatap pintu rumah.

Kemudian dilihatnya Tiara yang sedang tertidur di atas sofa. Lantas segera Bu Ani menghampiri dan membangunkan Tiara untuk pindah ke dalam kamar.

"Tia, bangun! Tidur di kamar sana, jangan di sini nanti badanmu sakit!"

Tiara mengerjap perlahan saat tangan ibunya mengguncangkan tubuhnya pelan. Begitu terlihat membuka mata, Ibu Ani kembali mengulang kalimat yang sama.

"Ibu udah pulang?" tanya Tiara sambil terduduk sambil meregangkan tubuh.

"Iya. Ibu baru aja sampai," jawabnya sambil terduduk di samping Tiara. "Itu kenapa pintu nggak kamu tutup?" sambung Ibu Ani kemudian seraya menunjuk ke arah pintu.

Netra mata Tiara pun ikut melihat ke arah yang ditunjukkan ibunya. "Udah Tia tutup kok!"

"Tutup apanya? Orang Ibu pulang aja lihat pintunya terbuka!"

"Masa sih, Bu? Perasaan udah Tia tutup," jawabnya begitu yakin.

"Ya itu kamu bagaimana? Bisa-bisanya tidur, tapi pintu nggak ditutup!" tegur Ibu Ani.

"Seingat Tia, tadi pintunya udah ditutup," ucap Tiara mengulang kalimat yang sama karena merasa sangat yakin.

"Kamu lupa mungkin atau emang pintunya nggak tertutup rapat!"

"Iya mungkin kali ya." Menggaruk dahi yang tak gatal seraya memasang ekspresi keraguan.

"Ya sudah, sana tidur di kamar!" Menyuruhnya lagi untuk segera pindah.

"Iya, Bu," jawab Tiara sebelum beranjak pergi sambil membawa ponselnya.

Sementara Ibu Ani hanya menggelengkan kepala, melihat sikap anak gadisnya itu yang memang seringkali ceroboh.

Tia...Tia, kamu kalau nggak ada Ibu, bisa habis ini rumah diobrak-abrik sama maling!

Tepat pada pukul 5 pagi, Ibu Ani sudah berkutat di dapur seperti biasanya. Sementara Tiara yang masih berada di kamar sedang melipat sajadah selepas shalat, berniat untuk membantu Ibunya di dapur setelah selesai beberes.

Suara mixer terdengar sampai ke dalam kamar, dan seketika suara itu membuatnya mengerinyit bingung, sebab tak biasa-biasanya ibu Ani menggunakan alat pengaduk adonan itu.

Karena penasaran segera Tiara menghampiri Ibunya, yang memang benar tengah mengaduk adonan dengan alat itu.

"Ibu mau buat apa?" tanyanya berdiri tepat di depan meja kayu berbentuk persegi.

"Buat kue," jawabnya singkat karena sibuk fokus mengadon.

"Ibu sekarang alih profesi jadi tukang kue?" tanyanya asal ceplos.

"Nggak." Jawaban singkat yang dilontarkan Ibu Ani, justru semakin membuat Tiara penasaran serta bingung.

"Kalau nggak, kenapa Ibu bikin kue? Bukannya harusnya ibu masak soto?"

That SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang