_____________________Selesai membersihkan diri, Tiara kembali masuk ke dalam kamar. Rambut panjang yang masih basah itu dikeringkan menggunakan handuk dengan cara menggulungnya di atas kepala.
Kedua netra mata Tiara justru menangkap kotak kecil hitam yang ada di atas nakas. Lantas kakinya pun melangkah mendekati guna mengambil kotak kecil tersebut. Berkali-kali diamatinya kotak kecil berwarna hitam dengan aksen pita berwarna senada itu.
Kenapa jadi takut ya buat buka kotak ini? Padahal jujur saya penasaran banget sama isinya.
Ting...
Terdengar nada pesan masuk dari ponsel, Tiara pun segera meraih ponsel itu—membuka notifikasi pesan masuk dan membacanya.
Rupanya pesan itu datang dari sahabatnya, Ratih. Biasanya Ratih datang berkunjung karena ingin curhat dengan Tiara. Entah itu persoalan kegiatannya ataupun tentang percintaan, Ratih selalu terbuka dengan Tiara. Berbeda dengan Tiara yang justru sulit terbuka dengan orang terdekatnya setelah kejadian beberapa tahun silam.Kejadian memalukan sekaligus memilukan untuknya dan Bu Ani, di mana hari itu yang seharusnya menjadi hari terbahagia Tiara, justru berubah menjadi malapetaka dan itu semua akibat perbuatan dari pria bernama Zio, mantan kekasih Tiara.
•••
Sedang di tempat yang berbeda, Mayor Juna tengah dilanda gundah gulana. Sejak tadi netra matanya bolak-balik menatap layar ponsel, menunggu pesan dari seseorang. Siapa lagi kalau bukan Tiara!
Ck!
Suara decakan terus saja terlontar dari mulutnya ketika Mayor Juna tak menerima notifikasi pesan masuk dari ponselnya. Sedangkan Mayor Juna sendiri sudah mengharapkan adanya pesan masuk dari Tiara mengenai hadiah yang ia berikan sore tadi.
Dia pasti udah lihat hadiah dari saya, kan? Tapi kenapa nggak ada komentar ya? Apa dia belum buka hadiahnya? Ah, kenapa jadi saya yang pusing?
Mondar-mandir tak jelas membuat Mayor Juna semakin dilanda kebingungan sekaligus penasaran. Berkali-kali jari-jarinya mencoba menekan beberapa huruf pada layar ponsel namun, sedetik kemudian kembali dihapusnya. Itu karena Mayor Juna tak ingin mengirim pesan lebih dulu untuk Tiara. Gengsi!
•••
"Tiaaaa!!" suara jerit Ratih terdengar diikuti derap langkah kakinya yang mendekat ke arah kamar.
Kepalanya menyembul dari balik pintu kamar. "Halooo Tiaaa, kok sepi?" Celingak-celinguk mencari sosok Tiara di sana.
Kakinya pun lantas melangkah masuk ke dalam kamar, hendak memeriksa keberadaan Tiara. Namun, sayang yang ditemukan bukanlah Tiara melainkan kotak hadiah kecil di atas nakas. Karena rasa penasaran tangannya pun meraih kotak hadiah itu sambil mengerinyit penuh tanda tanya. "Isinya apaan ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
That Someone
Fiksi Penggemar"Galak banget sih, Mas! Saya nggak suka!"~Tiara. "Kalau nggak suka ya nggak apa-apa, saya juga nggak suka kamu!"~Arjuna. Berawal dari mengantar pesanan untuk Pak Johan, Tiara sempat dikira penyusup oleh Arjuna. Lantas keduanya terlibat percekcokan h...