14. Perkara kopiko

700 49 0
                                    

___________________

Derap langkah kaki Mayor Juna terus menelusuri kediaman Pak Johan hingga kakinya berhenti tepat di depan sebuah kolam ikan berukuran sedang.

Seseorang yang dicarinya sejak tadi akhirnya dapat ia temukan. Ya, siapa lagi kalau bukan Tiara. Sebelum bersuara, terlebih dulu Mayor Juna memantau Tiara yang saat ini tengah membersihkan air kolam dengan saringan yang dipegangnya.

Nampak Tiara begitu fokus mengambil beberapa sampah daun kecil dan kembang bunga yang mengambang di atas air. Tiara benar-benar tak menyadari keberadaan Mayor Juna yang sedang berdiri di belakangnya.

Eheem! Mayor Juna sengaja berdeham agar Tiara berbalik dan melihat ke arahnya. Namun, gadis itu tetap fokus dengan pekerjaannya.

"Tiara!" Pada akhirnya Mayor Juna memanggil namanya, dan detik itupun Tiara berbalik dan menyahuti.

"Iya," jawab Tiara sebelum dirinya tersentak begitu mengetahui seseorang yang memanggil namanya adalah Mayor Juna.

Telapak tangan Mayor Juna menengadah di depan wajah Tiara, meminta barang miliknya yang hilang di ruang makan. Melihat itu lantas membuat Tiara mengerinyit bingung, terlebih telapak tangannya sedikit digerakkan ke atas dan kebawah.

Ck! Mayor Juna berdecak sebelum mengeluarkan kembali suaranya. "Mana kembalikan!"

"Hah?" Keningnya tampak mengerut.

"Kopiko!" ucap Mayor Juna dengan tegas dan tak sabar.

"Saya nggak punya kopiko." Menggelengkan kepala setelah menjawab dengan wajah polosnya.

Mayor Juna menghela napas. "Keresek putih yang ada di atas meja makan, ada sama kamu, kan!"

"Keresek putih?" Kembali mengerinyit sambil mengingatnya.

"Iya, di dalam keresek putih itu ada kopiko punya saya!" terang Mayor Juna tak sabar, "di mana kamu simpan?"

"Ha!!!" Tiba-tiba Tiara mengubah ekspresi wajahnya yang justru terlihat terbelalak.

"Kenapa? Kopiko itu nggak kamu makan, kan?" tanya Mayor Juna dengan menebak arti dari ekspresi wajah Tiara.

Menggelengkan kepala berkali-kali secara cepat. "Eng-nggak. Cuma ..." Menjeda kalimatnya.

"Cuma apa?" Mayor Juna dibuat penasaran.

"Cuma itu ..." Lagi-lagi tak meneruskan kalimat, karena ragu dan takut mendapat omelan dari Mayor Juna.

"Coba bicara yang jelas! Jangan terputus-putus gitu!" tegur Mayor Juna dengan rasa penasaran yang semakin meningkat.

"Keresek putihnya udah saya buang!" Tiara menundukkan kepalanya dan bicara lirih.

"Hah? Dibuang?" Nada bicara Mayor Juna sedikit lebih tinggi, sehingga membuat Tiara menunduk lebih dalam karena rasa ketakutannya.

"Ma-maaf saya kira itu sampah, makanya saya buang!" Menjelaskan ketidaktahuannya akan keresek yang berisikan sebungkus permen kopiko.

Mayor Juna menghela napas sambil berkacak pinggang. Ekspresi wajahnya tampak menahan kesal pada Tiara. Sudah ia duga, jika Tiara tidak akan pernah beres jika melakukan sesuatu, ada saja kecerobohan yang akan terjadi seperti saat sekarang, dan inilah yang dimaksud Mayor Juna ketika menolak persetujuan Pak Johan untuk memperkejakan Tiara di kediaman Hambalang.

That SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang