___________________Tiara melangkah keluar dari pantry menuju ruang tamu, kemudian memindahkan 3 cangkir dari nampan kayu ke atas meja.
"Terima kasih, Tiara," ucap Pak Johan.
Tiara mengangguk dan tersenyum. "Silahkan diminum, Pak."
"Iya." Menerima cangkir berisi teh hangat dari Tiara, lalu menyeruputnya perlahan.
Tiara pun kembali duduk di sofa dan ikut menikmati teh hangat yang dibuatnya sendiri, seusai menawarkan kopi untuk Pak Tono, supir pribadi Pak Johan.
Sementara Mayor Juna masih tak juga keluar dari pantry. Entah apa yang dilakukannya saat ini hingga tak juga ikut duduk di sana sambil menikmati teh hangat.
"Mayor Juna sedang apa di sana, Tiara?" tanya Pak Johan seraya memandang ke arah pantry.
"Tadi sih saya lihat lagi buat minuman," jawab Tiara ikut memandang ke arah yang sama dengan Pak Johan.
"Minuman? Untuk siapa?" Kini pandangan mata Pak Johan beralih menatapnya.
Tiara menggelengkan kepala kecil. "Enggak tahu, Pak."
"Aneh. Disini udah disediakan minum, kenapa dia malah mau buat lagi?" Berpikir, lalu sedetik kemudian kembali bicara. "Tiara, coba kamu ke pantry dan bilang pada Mayor Juna kalau tidak perlu lagi membuatkan minuman," perintah Pak Johan.
"Baik, Pak." Menurut dan langsung bergegas kembali ke pantry.
Tiba di sana, Tiara justru melihat Mayor Juna hendak menggunakan appron, sepertinya pria itu bersiap untuk memasak.
"Mas Mayor lagi apa?" tanya Tiara sambil melangkah mendekati.
"Menurut kamu?" Malah balik bertanya dengan lirikan mata.
"Mau masak?" Menebak dengan ekspresi wajah polos.
"Enggak. Saya mau berkebun," kelakarnya namun, tetap memasang ekspresi datar.
"Berkebun kok pakai apron kain? Harusnya, kan pakai apron anti air!" Benar-benar Tiara terlihat polos dan itu membuat Mayor Juna gemas.
Lantas helaan napas pun diperlihatkannya selepas mendengar perkataan Tiara. Kemudian Mayor Juna melangkah mendekati kulkas, hendak mengambil bahan dari dalam sana.
Tiara refleks memiringkan kepalanya karena begitu penasaran dengan apa yang dilakukan pria alpa di depannya itu, sekaligus juga penasaran akan isi kulkasnya.
Dia mau ngapain sih? Katanya mau berkebun kenapa sibuk ngacak-acak isi kulkas?
Mayor Juna mengeluarkan beberapa bahan yang akan dimasaknya, kemudian bahan-bahan itu diletakkan di atas meja. Tutup kotak penyimpanan makanan dibukanya hingga memperlihatkan banyaknya udang kupas, lalu kembali membuka kotak satunya, 1 potong daging tebal terlihat di depan mata.
Wah!
Tiara berseru pelan dengan mata terbuka lebar serta mulut yang terbuka setengah. Ekspresi wajahnya itu lantas tertangkap basah oleh Mayor Juna.
Lucu banget.
Sepenggal kalimat lolos begitu saja dari bibirnya tanpa sadar, sorot mata pun terus mengarah pada gadis pemilik mata teduh itu. Mayor Juna sepertinya mulai terpesona dengan Tiara.
"Mas Mayor mau masak?" Pertanyaan itu tak mendapatkan jawaban, sebab Mayor Juna masih asyik menikmati lamunannya. "Mas... Mas," panggil Tiara berkali-kali sambil melambaikan tangan di depan wajah, karena melihatnya terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Someone
Fiksi Penggemar"Galak banget sih, Mas! Saya nggak suka!"~Tiara. "Kalau nggak suka ya nggak apa-apa, saya juga nggak suka kamu!"~Arjuna. Berawal dari mengantar pesanan untuk Pak Johan, Tiara sempat dikira penyusup oleh Arjuna. Lantas keduanya terlibat percekcokan h...