8. Mogok kedua kalinya

869 56 6
                                    

___________________

"Permisi!" ucap Tiara datar namun, penuh penekanan ketika hendak berjalan melewati Mayor Juna.

Sedangkan Mayor Juna diam tak merespon, yang dilakukannya hanya melihat punggung Tiara. Lantas ia pun tahu, jika saat ini Tiara marah padanya.

"Hai, Tia!" sapa Rafli dan Eky kompak ketika melihat Tiara berjalan keluar.

Tiara tersenyum dan menghampiri mereka. "Ada apa, Mas?"

"Nggak ada." Terkekeh kikuk, lalu sedetik kemudian kedua lelaki itu saling bersitatap dan berbisik-bisik.

"Kamu aja yang kasih tahu!"

"Enggak ah, kamu aja!"

Tiara mengerinyit bingung akan sikap keduanya yang terlihat aneh. "Ada apa sih?" bertanya kembali karena penasaran.

"Hmm... begini Tia, kita berdua mau minta tolong, boleh nggak?" Nada suara Eky terdengar canggung.

"Minta tolong apa, Mas?" Menatap ke arah keduanya saling bergantian.

"Sebenarnya, kita mau coba soto ayam tadi, tapi karena berhubung soto ayamnya habis jadi kita nggak sempat nyobain." Kembali tertawa kikuk sambil menggaruk tengkuk yang tidak gatal.

"Oh... Ok, Mas, siap. Nanti Tia ambil dulu di rumah ya!" Untungnya Tiara mengerti akan maksud ucapan dua lelaki itu.

"Hehehe, maaf ya kita ngerepotin, jadi bikin kamu bolak-balik."

"Nggak apa-apa, Mas, santai aja." Tersenyum.

"Oh iya, soal tadi Mayor Juna marah-marah jangan dimasukin ke hati ya, Mayor Juna kalau sedang bertugas pasti begitu, tegas dan berwibawa!" ungkap Eky menjelaskan agar Tia memahami sifat dan karakter Mayor Juna.

Kini giliran Tiara yang tertawa kikuk. "Iya..., Mas," sahutnya singkat. "Kalau gitu Tia pamit pulang dulu, ya!"

"Oh, iya, silahkan. Hati-hati di jalan ya!" pesan Eky dan Rafli pada Tiara.

•••

"Selamat Sore, Pak!" Mayor Juna memberi hormat setelah masuk ke dalam ruang kerja Pak Johan.

"Iya, sore, Mayor Juna. Ada apa?" tanya Pak Johan menatap ke arahnya.

"Lapor Pak tugas saya sudah selesai dan saya mohon izin untuk pamit pulang."

"Baik. Silahkan." Mengizinkan Mayor Juna tanpa bertanya lagi.

"Siap, baik Pak, terima kasih!" Hormat dan membungkukkan badan, lalu hendak melangkah keluar.

"Oh, iya, Mayor Juna saya mau memberitahu, kalau saya ingin memperkerjakan Tiara di rumah ini sebagai asisten kepala PRT. Bagaimana menurutmu?"

Mayor Juna kembali membalikkan badan untuk mengarah pada Pak Johan. "Siap, Pak. Menurut saya kurang baik, Pak."

"Alasannya?" Sangat penasaran dengan alasan Mayor Juna yang menolak keinginannya itu.

"Siap, Pak, karena menurut saya Tiara orang yang ceroboh dan tidak cekatan. Selain itu dia juga ...." Kalimatnya tidak diteruskan.

That SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang