48. Es krim cone strawberry

311 35 7
                                    


____________________

Satu tamparan keras mendarat di pipi Ibunya Zio yang dilayangkan langsung oleh tangan Tiara. Sebagai anak, tentu saja Tiara tidak terima jika ibunya dihina seperti itu, terlebih di depan banyak orang.

"Ibu boleh hina saya, tapi jangan hina Ibu saya!" tegur Tiara dengan rasa marahnya yang membuncah. Tak lagi peduli jika lawan bicaranya itu orang yang lebih tua.

"Apa-apaan kamu, berani mukul Ibu!"

Zio mendorong tubuh Tiara dengan keras hingga tersungkur ke belakang. Sikap itu ia lakukan sebagai bentuk balasan akan sikap Tiara yang berani bermain tangan pada Ibunya.

Sontak Ibu Ani segera menghampiri Tiara dan berlutut di samping anaknya sambil tangannya memeluk Tiara dengan erat.

"Sudah hentikan. Jika memang kamu tidak berniat ingin menikahi Tiara sedari awal, sebaiknya lakukan dengan cara yang baik, tidak seperti ini. Memfitnah dan menjelek-jelekkan Tiara, bukankah kamu yang justru terlihat tidak berpendidikan!"

Suara lantang dan tegas Ibu Ani lantas berhasil membuat Zio terdiam, meski tangan berkacak pinggang bak pria menantang.

"Iya. Anak saya memang tidak mau punya istri seperti anakmu ini! Dan saya juga tidak sudi memiliki menantu yang tidak memiliki sopan santun. Apalagi anak yatim, cih, nggak sudi!"

Flashback off

Sesakit itu perasaan yang Tiara simpan selama beberapa tahun silam sejak terakhir kejadian kegagalan pernikahannya, yang berujung menjadi sebuah penghinaan bersamaan dengan penghianat.

Setiap kalimat yang Zio dan Ibunya torehkan akan diingatnya sampai kapanpun. Ia mencoba melupakan kejadian itu, tapi tidak dengan setiap kalimat hinaan yang diterima.

Tiara rela mengubur perasaannya dalam-dalam meski hubungan percintaan mereka telah dijalani selama 7 tahun, sedari mereka bersekolah menengah atas.

Puas menangis di dalam toilet wanita dan tak ingin terus berlarut-larut dalam kesedihan, Tiara pun bergegas keluar sambil mengusap kedua pipi yang basah menggunakan telapak tangan.

"Ayo semangat, Tia! Jangan cengeng lagi, ya. Semangat!" serunya menyemangati diri sendiri sambil tersenyum disela-sela wajah sembab.

Setelah itu kakinya melangkah keluar dan berhenti di depan wastafel, hendak mencuci muka agar wajahnya tak terlalu kentara sembab sehabis menangis.

Kemudian berjalan keluar dari toilet. Namun, tiba-tiba ia dikejutkan dengan tangan kekar seseorang dengan jam yang melingkar dipergelangan tangannya.

Dalam genggaman tangan, seseorang itu menyodorkan sebuah es krim cone rasa strawberry. Tiara yang sempat terkejut lantas mengerinyit, lalu mengintip seseorang yang sedang menyembunyikan wajah serta tubuhnya dibalik tembok.

Es krim cone strawberry yang dipegangnya itu lantas digoyang-goyangkan, memberi isyarat agar Tiara segera mengambilnya.

Namun, karena tak sabar seseorang itu pun berbalik dan menghela napas, lalu menarik tangan Tiara untuk segera mengambil es krim dari tangannya.

That SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang