56. Senyum Rafli penuh misteri

245 28 2
                                    


_________________

"Kak Lea nggak kenal sama Pak Mayor?" Kening Ratih mengerinyit.

Kak Lea menggelengkan kepala sebagai respon jawaban. "Mas kenal sama Pak Mayor?" Menoleh ke arah sang suami dan bertanya padanya.

"Nggak. Mas juga nggak kenal," jawab Kak Reza yang ikut menggelengkan kepala.

"Hah? Serius Kakak nggak tahu Pak Mayor?" Ratih menatap ke arah keduanya secara bergantian.

Kedua suami istri itu lantas saling menggelengkan kepala pelan secara kompak. "Memang siapa dia?" tanya Kak Reza mengulang pertanyaan yang sama seperti sang istri.

"Pak Mayor itu ajudannya Pak Johan, namanya Mayor Arjuna." Ratih memberitahu.

"Mayor Arjuna Indra Wijaya itu?" Kak Reza tampak mendelik karena terkejut setengah ragu-ragu akan tebakannya.

"Iya. Kakak kenal?" Kali ini giliran Ratih yang antusias.

"Enggak kenal," jawab Kak Reza singkat sambil menyengir.

"Dih, Ratih pikir Kakak kenal!" Raut wajah sang adik berubah cemberut.

"Kakak cuma pernah lihat bio nya di Wikipedia waktu itu," beritahu Kak Reza sambil teringat masa-masa tugas kuliahnya.

"Kalau Pak Mayor yang kalian sebut itu bio nya ada di Wikipedia berarti dia bukan orang sembarangan dong?" tukas Kak Lea ikut berpendapat.

"Eh, iya, bener juga!" timpal Kak Reza membenarkan.

"Jelas. Pak Mayor, kan anggota perwira TNI. Biografinya luar biasa keren-keren semua!" seru Ratih bercerita di depan ketiganya.

Sedang Tiara yang mendengar penuturan Ratih, justru merasa berkecil hati dan semakin merasa tak pantas jika berdekatan dengan pria terhormat seperti Mayor Juna.

"Echa, apa kabar?" Tiara memilih untuk tidak ikut dalam perbincangan mereka.

"Echa baik, Ante!" Gadis berumur 2 tahun itu tersenyum. "Tapi Ante Tia kok cedih?" sambungnya yang kini balik bertanya.

Tiara menggelengkan kepala dan menyunggingkan senyuman di depan Echa. "Enggak, Tante nggak sedih kok, nih lihat Tante tersenyum, kan!"

"Bibil Ante senyum, tapi mata Ante nanis!" ucap Echa dengan jujur sesuai dengan apa yang dilihatnya.

Tangan kanan Tiara membelai rambut ikalnya sambil terus tersenyum. "Ih, kamu kok makin pinter sih, makin gemes jadinya. Boleh nggak Tante gigit pipi bakpao Echa?" ledek Tiara mengalihkan pembicaraan.

Cepat-cepat tangan Echa memegangi kedua pipi gembulnya, takut kena gigit. "Ih, janan dong, Ante! Nanti Cha ndak puna pipi agi!"

"Habisnya Echa gemesin!"

Echa pun tertawa kemudian sambil menutup mulut dengan tangan. "Iya, Cha gemec ya, Ante!"

Tiara mengangguk, mengiyakan ucapan gadis kecil itu. Rasa-rasanya Tiara membayangkan bagaimana dahulu dirinya seperti Echa.

Jadi anak kecil itu enak ya, Cha! Bisa tertawa lepas tanpa ada pikiran yang menganggu.

That SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang