3. Jadi guru relawan

1.1K 53 5
                                    


___________________

Mesin motor Mayor Juna matikan setelah sampai di depan rumah ibu Ani.  Sejenak matanya memandang ke sekeliling. Tampak ibu Ani sedang sibuk melayani beberapa para pembeli yang menunggu di teras rumahnya.

"Assalamualaikum," ucap Mayor Juna memberi salam.

"Wa'alaikumssalam." Semua orang disana menyahuti ucapan salam itu diikuti mata yang melihat ke arahnya.

"Eh, siapa itu? Kok ganteng banget?"

"Calonnya Tiara ya?"

"Kaya pernah lihat?"

"Baru tahu kalau di kampung sini punya warga seganteng dia!"

"Kalau belum punya calon, jodohin sama anakku aja kali ya!"

Berbagai suara bisik-bisik sumbang terdengar di telinga, ketika para pembeli mengomentari sosok Mayor Juna yang baru saja mendatangi warung soto bu Ani. Pandangan mata pun tak lepas dari Mayor Juna. Menatap dari ujung sepatu hingga ujung rambut.

"Permisi bu," sapa Mayor Juna ketika berdiri di samping bu Ani yang terlihat begitu sibuk.

Bu Ani menoleh lalu menghentikan sejenak kegiatannya. "Maaf Pak ajudan, ada apa ya Pak?"

Raut kekhawatiran terpatri di wajah bu Ani ketika melihat Mayor Juna. Bu Ani merasa kedatangan ajudan Pak Johan kali ini bukanlah ingin kembali memesan soto ayamnya lagi, melainkan hendak mengajukan komplain atas pengantaran pesanan yang mengalami keterlambatan.

"Begini bu, kedatangan saya kesini karena ingin me—"

Bu Ani memotong karena terlalu khawatir dan juga merasa bersalah. "Saya minta maaf ya Pak, atas keterlambatan pengantaran pesanannya. Anak saya memang sebelumnya tidak pernah mengantar ke rumah Pak Johan, jadi sempat kesasar tadi."

"Iya bu, tidak apa-apa. Bapak juga tidak mempermasalahkan itu. Kedatangan saya kesini karena saya inin bertemu dengan anak ibu!" Melirik ke dalam rumah seusai berbicara.

Ibu Ani yang semula tersenyum kini mendadak terdiam. Ada hal lain yang sedang ia pikirkan. Untuk apa dan mau apa ajudan Pak Johan bertemu dengan Tiara?

"Anak saya bikin kesalahan ya di rumah Pak Johan? Saya minta maaf atas nama anak saya ya, Pak, emang dia kadang suka ceroboh." Kembali meminta maaf meski Mayor Juna belum berkata sepenuhnya.

Arjuna tersenyum. "Anak ibu nggak bikin kesalahan apa-apa."

"Lalu Pak ajudan nyari anak saya ada apa ya?" Mengerinyit dengan ekspresi wajah penasaran.

"Saya mau minta maaf karena tadi sempat menuduhnya penyusup." Bicara dengan segan setelah memberitahu tujuannya datang ke rumah bu Ani.

Ibu Ani lantas tersenyum dengan perasaan lega seusai khawatir akan sikap Tiara yang ia kira telah melakukan kesalahan di rumahnya Pak Johan.

"Apa saya bisa bertemu dengannya bu?" Mayor Juna kembali bertanya.

"Maaf Pak, tapi anak saya belum pulang ke rumah. Biasanya selepas mengantar pesanan Tia pergi ke rumah yayasan."

"Yayasan yang ada di ujung jalan sana?" tanya Mayor Juna meyakinkan tebakannya.

"Iya benar. Mungkin dia masih di sana!" Mengangguk singkat.

That SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang