10. Dilanda kebingungan

894 54 2
                                    


______________________

Derap langkah sandal karet berwarna putih yang sedang digunakan terlihat memasuki rumah menuju ruang santai. Dengan wajah datar Mayor Juna tampak terburu-buru ingin menyerahkan kantong keresek itu pada kedua teman sesama ajudannya.

Terdengar suara canda tawa dari ruangan begitu Mayor Juna hendak membuka pintu. Rafli, Eky, dan Ageng menoleh kompak ke arah pintu setelah melihat kedatangan Mayor Juna.

"Loh? Nggak jadi pulang Mayor Juna?" tanya Ageng yang sempat berpapasan bertemu dengannya.

"Nggak jadi! Ada insiden tadi di jalan?" jawab Mayor Juna sambil melangkah menghampiri.

"Insiden pohon tumbang?" celetuk Ageng asal tebak.

"Wih, bawa apa tuh?" Berbeda dari Ageng, Rafli justru terfokus pada keresek yang dibawa Mayor Juna.

Atas ucapan Rafli, keduanya pun ikut melihat ke arah yang sama. "Asyik! Kayanya makanan, tuh!" timpal Ageng saat lupa dengan insiden yang sebelumnya ia tanyakan.

"Pesanan soto ayam buat Pak Rafli dan Pak Eky!" Meletakkan keresek di depan meja.

"Wah, pesanan soto kita ini!" Wajah keduanya terlihat sumringah dan tak sabar untuk menyantap.

"Loh, buat saya mana Mayor Juna?" Ageng yang namanya tidak disebutkan lantas memasang ekspresi cemberut.

"Emangnya kamu juga ikut pesen?" tanya Mayor Juna sebelum melangkah keluar.

"Loh? Memangnya harus pakai pesanan dulu?" Ageng balik bertanya karena ketidaktahuannya.

"Iyalah. Ini soto ayam kampung harus pesan dulu sama Tiara!" Eky menyahuti pertanyaan dari Ageng.

Namun, begitu melontarkan kalimat Eky dan Rafli justru sama-sama saling bersitatap dengan mata melotot, lantas mereka langsung menoleh ke arah Mayor Juna yang sudah berjalan keluar. "Jun, kamu sama Tia—" terhenti.

Ageng yang melihat keanehan pada keduanya hanya bisa mengerutkan kening. Apaan sih? Pertanyaan dari dalam hati.

•••

Mayor Juna mengetuk pintu kamar Pak Johan sebelum melangkah masuk ke dalam. Rupanya ia hendak melaporkan pembatalannya pulang ke rumah, dan tentu saja itu membuat Pak Johan bertanya alasan Mayor Juna tidak jadi pulang.

"Selamat malam, Pak!" Memberi hormat begitu masuk ke kamar.

"Loh, kamu tidak jadi pulang Juna?" Berhenti memainkan ponsel dan menoleh ke arahnya.

"Siap. Tidak, Pak!" jawab Mayor Juna singkat dan tegas.

"Alasannya?" Kembali bertanya karena penasaran.

"Siap. Saya mengalami kendala di jalan, Pak!"

"Mobil kamu mogok?"

"Siap. Tidak, Pak, tapi, saya bertemu dengan Tiara di jalan dan saya membantunya karena dia sempat diganggu preman dan juga motornya mogok, maka saya memberikan tumpangan padanya!" Memperjelas dengan alasan dan kejadian yang sebenarnya.

"Dia diganggu preman dan motornya mogok, terus kamu kasih dia tumpangan, kenapa kamu nggak langsung pulang habis itu?" Pak Johan tampak mengerutkan kening seusai berpikir alasan yang telah diberikan Mayor Juna.

"Siap. Tidak, Pak, karena saya mendengar jika Tiara akan kembali ke sini karena ingin mengantarkan pesanan soto ayam buat Rafli dan Eky!"

That SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang