9. Merasa merepotkan

811 55 6
                                    



___________________

"Maaf, Mas, tapi saya emang nggak mau ngerepotin," tolak Tiara lagi yang kali ini terdengar penuh penekanan.

Kakinya pun mencoba melangkah namun, dengan sigap Mayor Juna menahan motornya. Ekspresi wajah Mayor Juna tak kalah sengit dari Tiara.

"Kamu ini wanita. Bahaya buat kamu berjalan di tengah hujan lebat seperti ini!"

Tiara menatap tajam. "Lalu...apakah bersama dengan Mas Mayor, lantas Mas bisa menjamin bahwa saya juga akan aman?"

Terdiam sejenak-menafsirkan pertanyaan Tiara yang seakan terdengar seperti rasa trauma. "Setidaknya kamu mengenal saya, dan saya mengenal kamu!"

Sudut bibir Tiara terangkat sebelah. "Mengenal saja tidak akan menjamin apa-apa." Menerobos paksa untuk bisa berjalan pergi.

Mayor Juna terdiam lalu memutar kepalanya guna melihat kepergian Tiara dari sana. Namun, sedetik kemudian kakinya pun kembali melangkah menuju mobil dan segera melajukan kendaraannya itu.

Lantas menghadang langkah Tiara. Mayor Juna turun dari mobilnya dan menghampiri Tiara. "Maaf. Tapi sepertinya saya harus sedikit memaksa kamu!"

Tiba-tiba tangan Mayor Juna merampas motor milik Tiara dan langsung diangkutnya naik ke atas mobil Jeep bermodel gladiator. Tenaga Mayor Juna begitu kuat meski tanpa bantuan.

"Mas!" Tiara yang sempat melongo sesaat, kini mengekori Mayor Juna yang tampak serius mengikat sisi kiri dan kanan motor agar dapat terus berposisi tegak.

"Mas turunin motornya, Mas!" sambungnya meski tak dihiraukan.

Beres mengikat, Mayor Juna berbalik membuat posisi mereka terlihat begitu dekat. "Naik!" perintah Mayor Juna dengan menggerakkan dagu.

Tiara menghela napas sebelum mengikuti perintahnya. Duduk di kursi samping kemudi dengan perasaan tak tenang. Mayor Juna yang baru saja masuk dan ikut duduk di sampingnya, menoleh dengan bingung.

"Kenapa?"

"Baju saya basah..., kursi mobilnya jadi ikutan basah."

"Memangnya kamu aja yang basah? Saya juga basah, kan!" Membalas dengan santai namun, tidak untuk Tiara yang justru merasa segan.

Iya emang sama-sama basah, tapi ini mobil punya kamu, Mas. Saya jadi nggak enak kalau begini!

Mobil mulai melaju dengan perlahan. Hujan yang turun juga semakin lebat dengan iringan suara-suara gemuruh menciptakan kilatan-kilatan dari atas sana. Netra mata Tiara memandangi jendela di sampingnya, seusai mengusap kaca yang berembun dengan jari telunjuk, semua area perkebunan tampak tertutupi oleh kabut tebal.

Spontan tubuh Tiara tampak menggigil kedinginan dan refleks kedua tangan langsung memeluk tubuhnya sendiri. Mayor Juna melirik kemudian memberhentikan sejenak mobilnya di sisi jalan.

Loh, kenapa berhenti?

Kini Tiara menoleh ke arah Mayor Juna dengan ekspresi bingung. Melihat pria yang duduk di sampingnya itu tengah sibuk memutar tubuh ke belakang, hendak mengambil sesuatu.

That SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang