____________________
Mayor Juna mendorong kursi roda sampai masuk ke dalam ruang periksa. Sebelum benar-benar masuk ke dalam, terlebih dahulu Mayor Juna mengetuk pintu.
"Masuk," sahut Dokter Hendrik dari dalam setelah mendengar suara ketukan pintu, lalu mempersilahkan Mayor Juna untuk masuk.
Mendapat izin, lantas Mayor Juna melangkah masuk ke dalam sambil mendorong kursi roda yang sedang diduduki Tiara.
"Selamat sore menjelang malam, Dok!" Mayor Juna menyapa Dokter Hendrik yang tak lain adalah teman sebayanya semasa sekolah dahulu.
"Hei, selamat sore juga, Pak Mayor!" balik menyapa sambil menjabat tangan Mayor Juna dan tersenyum. "Silahkan duduk dulu!" sambungnya mempersilahkan Mayor Juna untuk duduk.
Namun, Mayor Juna menolak karena urusan mendesak. "Maaf, tapi bisa langsung periksa dia aja!" pinta Mayor Juna segera sambil menoleh ke arah Tiara.
Dokter Hendrik lantas ikut menoleh ke arah yang sama. Sejenak ia memandangi Tiara yang pucat dan lemas itu.
"Oh, iya baik, kita langsung periksa saja, ya!" ucapnya begitu melihat kondisi Tiara.
Dokter Hendrik pun berdiri dari duduknya, lalu berjalan mendekati kursi roda, hendak membawa Tiara menuju ranjang periksa. Namun, dengan cepat Mayor Juna menghentikan tangan Dokter Hendrik .
"Biar saya yang bawa!" ucapnya tegas dengan sorot mata menyala.
Terlihat sekali sikap posesif Mayor Juna terhadap Dokter Hendrik yang tidak ingin Tiara disentuh olehnya. Ya, hal itu karena Dokter Hendrik terkenal playboy sewaktu jaman sekolah dulu.
"Oh, baik." Dokter Hendrik menjauhkan diri dari kursi roda dan langsung berjalan lebih dulu ke arah ranjang, menunggu sampai Mayor Juna membawa Tiara naik ke atas ranjang.
Diperhatikannya Mayor Juna dengan seksama, melihat sikap dan gesturnya yang tak biasa. Lantas Dokter Hendrik dapat menebak jika saat ini Mayor Juna sedang dilanda jatuh cinta.
Oh, pantas aja lagi jatuh cinta ternyata!
Dokter Hendrik bergumam sambil senyum-senyum sendiri seusai menilai sikap dan ekspresi Mayor Juna.
"Kenapa senyum-senyum begitu?" tanya Mayor Juna ketika kedapatan melihatnya.
"Ah, nggak apa-apa." Menggelengkan kepala dan menolak untuk memberitahu.
"Ya udah tolong periksa dia, saya mau ke masjid dulu sholat magrib!" ucap Mayor Juna sekaligus berpamitan keluar sebentar.
"Siap, pasti saya periksa kok, nggak perlu khawatir," jawabnya sambil tersenyum.
Kedua kaki Mayor Juna melangkah keluar dari ruangan, hendak menuju masjid yang ada di samping rumah sakit. Sementara Dokter Hendrik melakukan pemeriksaan pada Tiara.
♡
Selesai menjalankan kewajibannya sebagai umat muslim, Mayor Juna pun kembali melangkah masuk ke dalam ruangan periksa.
Ia juga dipersilahkan masuk ketika mengetuk pintu terlebih dahulu. Lalu duduk di kursi depan meja sang Dokter pribadi.
"Jadi, gimana kondisi dia?" tanya Mayor Juna memulai percakapan lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Someone
Fanfiction"Galak banget sih, Mas! Saya nggak suka!"~Tiara. "Kalau nggak suka ya nggak apa-apa, saya juga nggak suka kamu!"~Arjuna. Berawal dari mengantar pesanan untuk Pak Johan, Tiara sempat dikira penyusup oleh Arjuna. Lantas keduanya terlibat percekcokan h...