17. Seseorang dengan Payung hitam

534 44 0
                                    


_____________________

Saat sedang duduk di kursi taman sambil menikmati bekal makan siang yang dibawanya dari rumah, Tiara sejenak menghentikan kegiatannya itu ketika melihat Mayor Juna yang sedang berjalan hendak menuju parkiran.

Sambil berlari menghampiri, Tiara memanggil Mayor Juna. "Mas Mayor, tunggu!"

Mendengar namanya dipanggil, Mayor Juna pun berbalik dan mendapati Tiara yang sedang berlari kecil ke arahnya. "Kenapa?" tanya Mayor Juna seusai Tiara berdiri dihadapannya.

"Mas, Mayor bohongin saya, ya?" tanya Tiara dengan suara napas tersengal, berusaha mengontrol napasnya agar kembali normal.

"Bohongin apa?" Mengerinyit bingung.

"Mas Mayor bilang tanaman yang di kebun belakang itu banyak ulatnya, tapi pas saya cek nggak ada tuh!" seru Tiara yang diakhiri dengan ekspresi mencebikkan bibir.

"Kamu nggak teliti ngeceknya!" balas Mayor Juna masih meneruskan kejahilannya.

"Saya udah ngecek 2 kali, Mas, tapi emang bener nggak ada! Mas bohong, kan?" Tiara bertanya dengan nada serius.

Mayor Juna tak dapat menyembunyikan tawa kecilnya itu, sehingga membuat Tiara bisa menebak dari respon ekspresi wajahnya, menegaskan jika memang benar Mayor Juna hanya menjahilinya saja.

"Ya ampun, Mas, kenapa iseng sih!" protes Tiara sambil mendengus sebal.

"Saya cuma mau ngetes keberanian kamu, bukan iseng!" kilah Mayor Juna kembali memperlihatkan wajah serius, meski lengkungan senyum bersembunyi dibalik bibirnya.

"Faedahnya apa?" tanya Tiara penasaran.

"Ya, supaya kamu lebih berani. Kamu, kan tugasnya banyak di kebun dan otomatis kamu juga bakalan berhadapan sama hama-hama di sana!" Mayor Juna memperjelas maksud kejahilannya pada Tiara.

Mendengar itu lantas Tiara hanya bisa menghela napas setelah membenarkan ucapan Mayor Juna. Iya bener juga, ya! Harusnya saya lebih berani, karena banyak bertugas di kebun Pak Johan.

"Tiara!"

Suara khas itu kembali terdengar ketika Mayor Juna dan Tiara sedang bersama. Keduanya pun menoleh secara bersamaan saat melihat kedatangan Herlino. Dengan senyum yang mengambang Herlino terus menatap ke arah Tiara.

"Udah selesai makan siangnya?" tanya Herlino menghiraukan Mayor Juna yang sedang berdiri di depan Tiara.

"Belum." Menggelengkan kepala.

"Gue temenin ya? Kebetulan gue juga bawa bekal dari rumah." Menunjukkan tempat bakal makan pada Tiara diiringi senyuman lebar.

"Sejak kapan dia mau bawa bekal makanan ke sini? Mana segala pakai senyum-senyum begitu!" gumam Mayor Juna dengan ekspresi ketidaksukaannya.

"Yuk, gue udah laper banget nih!" ajak Herlino sambil merangkul pundak Tiara.

"Eh... tapi say-" Kalimatnya terhenti begitu melihat Mayor Juna berjalan pergi.

•••

Gedung Pertemuan, 14.30

Suasana di dalam ruangan terasa begitu khidmat dan serius. Para petinggi dari berbagai partai terlihat fokus mendengarkan sang pemimpin negara berbicara di depan podium. Pak Johan yang merupakan petinggi dari salah satu partai turut menghadiri undangan siang ini.

Ditengah-tengah acara Mayor Juna sibuk mencatat sambil terus fokus mengawasi sekitar. Pandangan mata elangnya juga tak luput dari Pak Johan-memantau keadaan yang sekiranya mengganggu.

That SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang