__________________"Tiara!"
Panggilan dari suara Bu Ani berhasil membuyarkan lamunan Tiara dari bayang-bayang senyuman Mayor Juna.
"I—iya Bu!" Jawab Tiara dengan suara terbata-bata akibat terkejut. Lantas segera berjalan ke luar dari dapur. "Iya, kenapa Bu?" lanjutnya bertanya seusai menghampiri.
"Kamu diminta Pak Johan buat ke rumahnya sekarang!" ucap Bu Ani memberitahu sesuai mengetahui alasan kedatangan Mayor Juna.
"Iya Bu," tukas Tiara menyahuti ucapan ibunya.
"Ya sudah kalau begitu, Ibu tinggal ke belakang dulu. Mari Pak Mayor, saya permisi." Hendak bergegas berjalan ke dalam rumah setelah berpamitan.
Mengangguk singkat. "Iya, saya juga mau izin pamit," sahut Mayor Juna.
"Oh, iya baik."
Selepas Bu Ani pergi, Tiara pun mengajak Mayor Juna untuk segera pergi dari sana. "Ayo berangkat!" serunya sambil melangkah.
"Kamu yakin mau pergi sekarang?" tanya Mayor Juna menatap dengan menaikan satu alis matanya.
"Iya yakin." Tiara menjawab dengan penuh keyakinan.
"Dengan wajah cemong dan tangan kotor begitu?" tanyanya kali ini yang terdengar lebih dipertegas.
Ucapan Mayor Juna lantas refleks membuat Tiara langsung menoleh ke arah kaca spion motor metiknya yang terparkir di sana. Astaghfirullah!
Tiara terkejut melihat wajahnya sendiri dalam pantulan cermin. Akibat tangan yang tak sengaja mengusap pipi dan kening membuat wajahnya tertempel noda hitam selepas memperbaiki motor.
Mayor Juna terkekeh pelan begitu menyaksikan ekspresi keterkejutan Tiara. Sementara Tiara sendiri segera berjalan masuk ke dalam rumah untuk segera membersihkan wajah dan tangannya. Namun, begitu melewati Mayor Juna, Tiara cepat-cepat menutupi wajah dengan kedua tangan hingga membuat dirinya tertabrak sisi pintu rumah, karena tak melihat jalan.
Sontak Mayor Juna ingin menolong akan tetapi, Tiara justru mempercepat langkah kakinya dan Mayor Juna hanya bisa menggelengkan kepala sambil menarik sebelah sudut bibirnya.
•••
"Assalamualaikum, selamat pagi, Pak Johan!" Tiara memberi salam dan menyapa Pak Johan seusai diizinkan masuk ke dalam ruang kerjanya.
"Wa'alaikumssalam. Pagi juga, Tiara," balas Pak Johan tersenyum, "silahkan duduk," sambung beliau mempersilahkan Tiara.
Mengangguk dan menuruti. Kini Tiara duduk berhadapan dengan Pak Johan. Tiara menunggu Pak Johan lebih dulu berbicara padanya.
"Maaf, pagi-pagi sekali saya sudah memanggil kamu ke sini! Kamu tidak lagi sibuk kan tadi?"
"Sebenarnya saya lagi benerin motor tadi. Tapi, emang nggak sibuk kok!" jawab Tiara apa adanya.
"Apa motornya sudah selesai diperbaiki? Kalau belum saya bisa minta orang buat membantu kamu memperbaikinya!" ucap Pak Johan menawarkan bantuan untuk Tiara.
"Nggak usah, Pak. Motor saya sudah ada yang bantu perbaiki." Menggelengkan kepala sambil berkilah.
"Oh begitu. Ya syukur kalau ada orang yang bisa membantu." Menjeda sejenak, "begini Tiara, alasan saya mengundang kamu kesini karena ingin menanyakan keputusan kamu mengenai ajakan saya yang kemarin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
That Someone
Fiksi Penggemar"Galak banget sih, Mas! Saya nggak suka!"~Tiara. "Kalau nggak suka ya nggak apa-apa, saya juga nggak suka kamu!"~Arjuna. Berawal dari mengantar pesanan untuk Pak Johan, Tiara sempat dikira penyusup oleh Arjuna. Lantas keduanya terlibat percekcokan h...