5. Save nomor

1K 62 4
                                    


_____________________

Suara denting sendok yang beradu di atas piring aluminium terdengar memenuhi ruang makan siang ini. Anak-anak terlihat sedang asyik menikmati makan siang mereka dengan sayur dan ayam goreng.

Begitupun dengan Tiara yang juga ikut makan bersama, hanya saja Tiara duduk terpisah dari anak-anak. Sambil mengunyah makanan, tangan kirinya mengulirkan layar ponsel—membuka aplikasi instagram. Melihat isi halaman utama lalu membuka notifikasi dari kotak pemberitahuan.

"Tumben rame banget notifnya?" Mengerinyit, "ini kenapa pada nge-tag ke sini sih?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tumben rame banget notifnya?" Mengerinyit, "ini kenapa pada nge-tag ke sini sih?"

Raut wajahnya berubah kesal tatkala Instagram miliknya dipenuhi dengan komentar orang-orang yang menandai Tiara pada postingan Zio, mantan pacar.

"Nggak usah nge-tag, saya nggak ada hubungannya lagi sama dia! Jadi kesel!" Menggerutu hingga tak sadar akan kedatangan Mayor Juna.

Tukk...tuk

Mengetuk meja sebelum duduk di kursi kosong yang ada didepan Tiara. "Kalau makan jangan sambil ngedumel!"

Tiara mendongak ketika mendengar kalimat teguran itu. Seketika ekspresi wajahnya tampak tak bersahabat saat melihat Mayor Juna duduk dihadapannya.

Mau ngapain lagi sih dia? Jangan bilang kalau dia kesini cuma mau ngasih ulat!"

"Bisa nggak kalau ngeliat saya jangan kaya begitu!" Risih dengan ekspresi wajah Tiara yang selalu menatapnya sinis.

"Nggak bisa," sahut Tiara singkat.

Menghela napas lalu sedetik kemudian netra matanya menatap pergelangan tangan kiri Tiara. "Tangan kamu sakit?"

Pertanyaan yang diucapkan Mayor Juna justru membuat Tiara menoleh ke arah tangannya sendiri. "Ya jelas sakit, lah! Pake tanya lagi!" Mendengus.

Entah kenapa hari ini Tiara terus merasa kesal. Lantas menyalahkan Mayro Juna yang memang sedari awal membuat moodnya buruk.

"Saya minta maaf, karena sudah menuduh kamu sebagai penyusup dan juga melintir tangan kamu." Nada suaranya terdengar berbeda. Mayor Juna benar-benar tulus meminta maaf.

Menatap sejenak wajah Mayor Juna.

Kalau dilihat-lihat dia ganteng juga ya! (Melamun) Eh, bicara apa saya barusan? Tia sadar Tia!

Sadar lamunannya itu salah, Tiara segera menggelengkan kepala menghapus angan-angan yang ada di dalam pikiran.

"Nggak dimaafin?" tanya Mayor Juna seusai menafsirkan gerakan kepala Tiara sebagai jawaban.

"Hah? Tadi Mas ngomong apa?" Lupa dengan permintaan maaf yang diutarakan Mayor Juna.

"Saya mau minta maaf karena kesalahan yang saya buat tadi pagi," mengulang kalimatnya kembali.

That SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang