58. Senyum malu-malu

106 17 5
                                    


_________________

"Arjuna, saya lupa ngabarin kamu, kalau 3 hari lagi kita akan bertandang ke Eropa!"

Ditengah-tengah perjalanan menuju sekolah yayasan, Pak Johan menyampaikan sebuah informasi pada Mayor Juna. Sontak saja Mayor Juna sedikit tersentak mendengarnya.

"Tapi di jadwal, Bapak nggak ada tugas untuk berkunjung ke sana!" Mayor Juna mengerinyit sembari memeriksa buku kecilnya terkait jadwal Pak Johan, yang memang tak tercatat pada buku itu.

"Memang tidak ada. Saya hanya mau mengajak kamu dan yang lainnya berlibur ke sana!" tukas Pak Johan sambil tersenyum.

Ekspresi keterkejutannya itu pun lantas berubah menjadi datar sembari kebingungan. Di dalam dirinya ingin sekali ia menolak ajakan Pak Johan untuk ikut liburan ke benua biru itu, alasannya yang pasti tentu saja karena Tiara.

"Kamu ikut, kan?" tanya Pak Johan sesaat setelah melihat raut wajah Mayor Juna yang datar dan terdiam.

Mendapat pertanyaan Mayor Juna pun hanya mengangguk dan tersenyum kecil. "Baik, Pak."

Tubuhnya kembali dalam posisi duduk yang benar dengan pandangannya yang menatap nyalang ke arah jalanan di depan usai menghela napas.

Haruskah saya pergi dan lagi-lagi harus berjauhan dengan dia? Tapi kenapa rasanya berat untuk ikut? Saya merasa tak ingin jauh-jauh darinya!

"Selamat makan anak-anak!" ucap Tiara usai membaca doa bersama-sama.

"Selamat makan, Kak Tia!" seru semua anak-anak membalas kompak sambil mengangkat sendok di tangan.

Mereka semua menyantap makan siang dengan perasaan bahagia siang ini. Berkat kehadiran Tiara di sana, membuat anak-anak semakin penuh semangat.

Tepat begitu mereka semua menikmati makan siang bersama. Pak Johan bersama keempat ajudannya tiba di sekolah itu.

Pak Johan turun dari mobil setelah Ageng membukakan pintu untuknya. Kemudian kakinya berjalan memasuki area gedung sekolah.

Di sana ada Pak Tomi beserta ketiga guru-guru staff yang mengajar, hendak menyambut kedatangan Pak Johan dan para ajudan tampan.

"Selamat siang, Pak Johan dan selamat datang kembali ke sekolah yayasan ini!" sapa Pak Tomi sambil menyunggingkan senyuman dan mengulurkan tangan.

"Selamat siang, Tomi. Bagaimana anak-anak?" tanya Pak Johan usai bersalaman.

"Saat ini anak-anak sedang menyantap makan siang, Pak," jawab Pak Tomi memberitahu.

Pak Johan menepuk pundak Pak Tomi dan tersenyum bangga padanya. "Terima kasih, karena kamu sudah mau mengurus sekolah yayasan ini dan mengurus anak-anak dengan baik."

"Itu juga berkat bantuan dari guru-guru dan pengurus di sini, Pak. Mungkin kalau tidak ada mereka saya akan sedikit kuwalahan menghadapi anak-anak yang super aktif dan energik!" sahut Pak Tomi tak ingin mendapat pujian seorang diri saja.

Kembali tangannya menepuk pundak. "Kalian semua hebat di sini!" puji Pak Johan sembari menoleh ke arah semua guru-guru yang berdiri di sana.

"Mari, semua, silahkan!" Pak Tomi kemudian mempersilahkan Pak Johan dan keempat ajudannya itu untuk ikut melihat ke dalam bersamanya.

That SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang