42. Udang

337 32 2
                                    

___________________

"Tiara, kamu dengar saya?"

Mayor Juna memanggil sekaligus menegur Tiara, sebab gadis itu sejak tadi hanya diam melamun meski pandangan matanya menatap Mayor Juna.

"I-iya saya dengar," jawab Tiara begitu tersadar akan suara tegas pria alpha di depannya.

"Jadi?" Mayor Juna bertanya akan ucapannya yang pertama tadi.

"Saya terpesona," jawabnya asal dengan nada suara pelan kelewat halus.

Tiara tak sadar akan kalimat yang dilontarkan, sebab masih dibayang-bayangi lamunannya sendiri.

Sontak saja Mayor Juna mengerutkan kening dan bertanya karena bingung, "hah? Terpesona?"

"Eh, bu-bukan. Salah!" Menyadari akan ucapannya itu lantas Tiara mencoba memperbaiki, lebih tepatnya mengelak dengan gestur salah tingkah.

"Salah?" Kali ini Mayor Juna pun dibuat tak mengerti.

"Eh, benar... Eh, nggak, maksudnya salah!" jawabnya itu justru terdengar berbelit-belit.

Aduh Tia, kamu ngomong apa sih? Kenapa jadi belibet gini!

"Maksudnya gimana? Salah tapi benar tapi salah? Apa?" Mayor Juna yang tak paham segera meminta Tiara untuk bicara dengan jelas.

"Anu, maksudnya, saya udah minum obatnya," jelasnya sambil memperlihatkan senyum getir kelewat kaku.

Tentu saja Mayor Juna langsung merespon dengan helaan napas dan gelengan kepala kecil. "Ngomong begitu aja, kok pakai belibet sih!" tegurannya.

Hehehe.

Tiara membalas dengan suara tawa dan ekspresi kikuk. Berpura-pura bersikap santai, meski dalam hati berkutat dengan pikiran dan hatinya yang tentu saja tengah menggerutu sambil merutuki diri sendiri.

"Sekarang, saya sudah boleh pamit permisi kan, Mas?" tanyanya sengaja mengalihkan topik agar tak terus menerus terlihat bodoh di depan sang Mayor.

Selain itu, Tiara juga sengaja berpamitan supaya dapat segera pergi dari hadapannya. Karena berhadapan dengan Mayor Juna, membuat Tiara terlihat semakin salah tingkah yang sulit dikendalikan dan berujung salah melontarkan kata-kata.

"Ya, kamu sudah boleh pergi," balas Mayor Juna mengizinkan Tiara sembari mengangguk kecil.

Begitu mendapat izin, segera Tiara berbalik dan berjalan dengan langkah kaki cepat, sebelum Mayor Juna menahannya kembali.

Melihat sikap Tiara seperti itu, lantas Mayor Juna dapat menebaknya. Hal itupun yang membuat Mayor Juna kembali menggelengkan kepalanya sambil berdecak dalam hati.

Padahal kalau beneran terpesona sama saya, ya nggak apa-apa kok. Kenapa harus ngelak? Ckckck, ada-ada saja tingkahnya, bikin gemas!

"Duh, bisa gila saya lama-lama di sini, kalau harus ketemu sama dia! Lagi kenapa ini mulut ngomongnya ngaco, sih?"

Di sela-sela ganti seragam, Tiara terlihat merutuki kebodohannya sambil menepuk bibir, karena telah asal bicara yang tentu saja membuatnya malu sendiri.

That SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang