6. Dapur kotor

892 50 0
                                    

_____________________

Pagi-pagi sekali Mayor Juna sudah bersiap mengawal Pak Johan ke kota B, untuk memenuhi undangan dari salah satu orang penting yang memimpin di kota tersebut. Pengawalannya itu tidak hanya ditemani Mayor Juna saja, melainkan ketiga ajudan dan para pengawal lainnya pun ikut serta menemani Pak Johan.

Setelan atasan batik dengan celana bahan hitam, mereka kompak berseragam. Hanya saja yang membedakan warna dari corak batik itu sendiri.

Mobil Alphard berwarna putih melesat ke jalan dengan perlahan, diikuti beberapa mobil pengawalan yang berada di depan dan belakang. Tanpa di sengaja Mayor Juna yang duduk bersebelahan dengan sopir melihat Tiara yang tengah berhenti disisi jalan.

Tiara? Lagi ngapain dia?

Menoleh ke arah jendela sebelah kiri, tampak Tiara sedang kesusahan mengoprek mesin motor metiknya. Sayangnya, Tiara tak menyadari jika beberapa mobil mewah baru saja melewati dirinya, sebab terlalu sibuk dengan urusannya sendiri.

"Mayor Juna, kamu sudah menyelesaikan tugas yang saya minta?" Dari belakang kursi kemudi Pak Johan bertanya pada Arjuna.

"Siap, belum ada kabar, Pak!"

"Loh? Gimana? Kok bisa belum ada kabar?" Terdengar nada kecewa dari ucapan dan kalimat Pak Johan.

"Siap, saya akan menghubungi Tiara lagi, Pak!" Segera mengetik layar ponsel.

"Saya mau sebelum acara kunjungan selesai, kamu harus dapat konfirmasi mengenai pesanan yang saya inginkan!" perintah Pak Johan tak ingin dibantah.

"Siap, baik Pak!" Menundukkan kepala tanda patuh terhadap perintah.

•••

Tepat pukul 9 pagi, warung soto ayam Bu Ani tutup lebih awal. Dari dalam rumah terlihat Bu Ani sedang sibuk memasukkan beberapa bahan soto ke dalam wadah berwarna putih bening.

Untung saja saat itu Ratih, sahabat karib Tiara datang berkunjung, sehingga Bu Ani merasa terbantu akan kehadirannya. Awalnya Ratih datang karena ingin menemui Tiara namun, karena Tiara tak berada di sana dan melihat Bu Ani kerepotan, Ratih pun menawarkan diri untuk membantu.

"Ini mau dibawa kemana Bu?" tanya Ratih saat ikut memasukkan bungkusan bihun kedalam wadah.

"Bahan-bahan ini mau Ibu bawa ke rumah Pak Johan," jawab Bu Ani menoleh sekilas.

"Memang ada acara apa Bu disana?" Penasaran dan tak tahan untuk kembali bertanya.

"Entah. Ibu juga kurang tahu. Kemarin malam Tia hanya memberitahu Ibu untuk membuat 20 porsi soto di rumah beliau!"

"Oh begitu. Ngomong-ngomong kenapa Tia belum pulang ya, Bu?" Menilik pintu rumah yang terbuka lebar—mencari sosok Tiara.

Ibu Ani justru melihat jam dinding yang hampir menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi. "Iya. Nggak biasa-biasanya dia beli daun bawang dan seledri selama ini!" Merasa khawatir.

"Ratih coba telepon dulu ya, Bu!"

"Iya. Coba kamu hubungi dia." Mengangguk segera.

Belum sampai Ratih menekan nomor ponsel Tiara, yang ditunggu-tunggu pun akhirnya datang juga. Hanya saja raut wajah Tiara terlihat kelelahan.

That SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang