Chapter 74 - Hayes

42.5K 5.2K 7.2K
                                    

INI DOUBLE UPDATE!! 

(Total kata 2 chapter: 5.400 kata)

♦️♦️♦️

LARA'S POV: 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LARA'S POV: 

Tepat saat itu, Mark muncul dibalik tangga dengan napas terengah-engah. Di belakangnya ada Tobias, Sierra dan wanita paruh baya yang tidak ku kenal.

Mark menatap sekelilingnya sekelias, sebelum kontak matanya terkunci padaku. Kakinya melangkah cepat ke arahku, ketika sudah di depanku dan mau memelukku, dia menghentikan gerakannya.

"Oh, aku penuh dengan darah sekarang," ucap Mark dengan senyuman kecil, seperti sedih tidak bisa memelukku.

Persetanan.

Akhirnya aku yang memeluk Mark, memeluknya erat sangat erat. Tidak memperdulikan apa pun selain fakta kalau Mark masih bernapas dan selamat. 

"Kau bodoh. Membiarkan dirimu dipukuli seperti itu," ucapku sambil memeluknya. Mark terkekeh rendah mendengar itu, lalu membalas pelukanku dan mengecup puncak kepalaku.

"Badan mereka saja yang besar, tapi percayalah, pukulan mereka tidak terasa, baby," jawab Mark. Aku memundurkan tubuhku, untuk menatap wajahnya. 

Rambutnya berantakan. Bibirnya berdarah, ada luka sobek di alis, dan memar kebiruan di tulang pipinya. Tapi, selain luka-luka kecil itu, darah di tubuhnya lebih banyak berasal dari musuhnya.

"Wajahmu memar," jawabku. 

Tangannya melingkari pinggangku. "Akan sembuh," jawab Mark sambil mengecup bibirku. Seluruh tubuhku yang sebelumnya sangat tegang mulai santai ketika merasakan bibir Mark, aku pun membalas kecupan bibirnya juga. 

Kedua tanganku yang masih memegang pistol melingkari lehernya. "Tetap saja harus diobati," ucapku di bibirnya, mata kami terkunci satu sama lain. Tangannya mengerat di pinggangku. 

Mark tersenyum miring. "Maka obati aku," jawab Mark, sambil meremas bokongku.

Tiba-tiba, terdengar dehaman keras dari Tobias, membuat aku dan Mark kembali ke dunia nyata. Mark menoleh ke sepupunya dengan tatapan tajam, kesal diganggu. Aku langsung menurunkan tanganku dari leher Mark, lalu menatap semuanya di situ. 

Oh, astaga. Aku hampir lupa kami tidak sendiran di sini. Batinku. Pipiku terasa panas sekarang.

 Di situ, mataku bertemu dengan wanita paruh baya berambut pirang. Dress abu-abu usang yang dia pakai tidak menyembunyikan kecantikannya sedikit pun. Rambutnya disanggul kencang, menunjukan leher jenjangnya dan rupa elegannya. Dia juga memperhatikanku seperti aku memperhatikannya.

Siapa? Batinku penasaran. 

Walaupun aku tidak mengenalinya, entah kenapa... dia terasa tidak asing. Tapi sebelum ada yang bisa memperkenalkanku pada wanita ini, Logan bersuara. 

Becoming Mafia's PetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang