Chapter 33 - Cute

113K 6.8K 5.1K
                                    

HAI! DOUBLE UPDATE YA!

Total Kata: 3.000 Kata!

LARA'S POV: 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LARA'S POV: 

Ada apa dengannya? Batinku.

Saat ini, Mark hanya menatapku begitu dalam tanpa mengucapkan apa-apa lagi. Jantungku sudah berdebar-debar tidak keruan sejak tadi, tidak mengerti apa yang terjadi di sini. Tatapannya— berbeda dari biasanya?

Mark menarikku ke perpustakaan hanya untuk memintaku mengatakan itu? Mengatakan kalimat kosong itu?

"Kau menarikku ke sini hanya memintaku mengatakan itu?" tanyaku akhirnya.

Tadi aku hanya menurutinya agar semuanya cepat selesai dan dia membiarkan aku kembali ke ruang tamu— Tidak, sebenarnya aku hanya takut dia menyadari aku tidak mengenakan celana dalam sekarang. Aku harus segera ke kamar dulu dan memakai celana dalam setelah ini. 

Pipiku panas. Mungkin seharusnya aku tidak membuang celana dalamku tadi.

"Iya," jawab Mark singkat, tapi dia tetap menatapku.

"Kenapa kau meminta itu?" tanyaku bingung.

Mark menatapi setiap inci wajahku. "Untuk meredakan kemarahanku," jawabnya.

Mataku mengerjap. Marah? Kenapa Mark marah? Dan kenapa ucapan itu bisa membuat Mark kemarahannya mereda? 

Alisku mengerut. "Dan kenapa kau marah?"

Mark tersenyum simpul, sebelum menyibak rambutku lembut. "Sekarang sudah mereda," jawabnya. 

Jantung bodohku semakin berdebar-debar. "Ka— kau harus hati-hati dengan ucapanmu, Mark. Kalau kau mengatakan itu kepada wanita lain, dia bisa salah paham," ucapku, seketika salah tingkah.

Matanya menatap bibirku sejenak, sebelum menatap mataku. "Aku hanya mengatakannya padamu. Dan tidak ada wanita lain," jawab Mark.

Aku tidak tahu kenapa.. aku merasa senang setiap dia mengucapkan itu. Tanganku mendorong dadanya, karena entah bagaimana, jarak antara kami semakin dekat. Ditambah tangan Mark sudah melingkari pinggangku. 

"Kalaupun ada wanita lain tidak apa—"

Tiba-tiba, tangannya menarik belakang kepalaku, lalu dia mencium bibirku begitu dalam. Spontan tanganku berpindah ke bahunya, aku meremas bahunya, tapi dia malah memperdalam ciumannya. 

Percikan hebat itu kembali bermunculan. Rasanya seperti kembang api hebat dicampur dengan kupu-kupu yang berterbangan di perutku. Bibir Mark terasa begitu panas, ditambah tubuh maskulin kerasnya memelukku begitu erat membuatku begitu meleleh.

Awalnya dia hanya melumat bibirku dengan panas, lalu mengigit bibirku kasar membuat aku mendesah, dan mengambil kesempatan itu untuk memasukkan lidahnya ke mulutku

Becoming Mafia's PetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang