Chapter 26 - Try Me

104K 7K 5.4K
                                    

Total Kata: 3.600 Kata.

Author's Note: Btw kalian sadar gak sih, aku kalau update sekarang udah panjang terus per chapternya wkwkw. Dulu di cerita sebelumnya cuma 1.000-2.000, ini selalu lebih dari 3.000. Kayaknya udah kebiasaan nulis panjang.

♦️♦️♦️

LARA'S POV:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LARA'S POV:

Mark membawaku keluar ruangan tersebut dengan cepat, dan tepat ketika pintu itu terbuka, di sana sudah banyak pria menodongkan senapan panjang ke arah kami. Mungkin jumlahnya dua puluh lebih.

Siapa? Mereka musuh atau anak buah Mark? 

Tapi mereka semua tidak menembak, yang artinya, mereka adalah anak buah Mark.

Mark langsung membawaku ke tengah antara pria membawa senapan itu, Mark menurunkanku di belakangnya, seolah Mark ingin melindungiku. Walaupun sesungguhnya aku bisa melindungi diriku sendiri. 

Mark mengeluarkan pistolnya juga dan menodongkan pistol ke anak buah Castelli yang sudah menghentikkan langkah ketika mereka melihat ada banyak senapan yang diarahkan ke mereka.

"Kalau ada yang menembak, anak buahku akan membantai kalian," ancam Mark. Mereka menanggapi ancaman itu serius, karena setelah itu, tidak ada yang berani menembak lagi. 

Suasana pun menjadi begitu tegang, anak buah Castelli dan anak buah Mark pun saling menodongkan senjata sekarang, tapi tidak ada yang menembak.

Lalu seorang pria berambut merah seperti Boss Castelli maju, dia terlihat seumuran dengan Mark, kulitnya pale, dia memiliki freckles, wajahnya begitu marah dan berkata.

"Serahkan wanita itu jika tidak ingin ada peperangan antara kita, Mark," ucapnya, rahangnya menegang. 

Mark menggenggan tanganku erat dengan begitu posesif, dia menatap pria berambut merah itu dengan tajam. 

"Sampai kiamat pun tidak akan aku serahkan dia, Tom," ucap Mark, nadanya terdengar begitu berbahaya. 

Mark terlihat begitu menyeramkan dan berkuasa. Aura Mark sendiri sangat kuat, dia benar-benar cocok menjadi Boss mafia, dia bisa mengintimidasi lawan hanya kehadirannya di sini.

Aku tidak bisa berbohong, kalau Mark terlihat begitu attractive dan tampan sekarang.

"That bitch killed my Father!" bentak Tom tidak terima, sambil menunjukku dengan matanya melototiku dengan tatapan penuh marah.

Aku ternganga mendengar tuduhannya itu. Apa dia buta? Tadi aku tidak menarik pelatukku, entah dari mana peluru yang membunuh tua bangka itu. 

Aku benar-benar tidak terima dengan tuduhan ini, aku langsung bersuara. 

Becoming Mafia's PetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang