Chapter 10 - Collar and Leash

129K 7.3K 3.7K
                                    


LARA'S POV: 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LARA'S POV: 

Napasku menjadi semakin berat, aku mencengkram selimutku kuat pada dadaku, dan masih menodongkan pistol pada Mark yang sudah naik ke kasurku.

Dia akan menyetubuhi aku sampai aku pingsan? 

Entah kenapa, membayangkannya membuat seluruh tubuhku memanas. Tapi aku harus mengingatkan diriku, kalau niatku memancingnya ke sini hanya untuk membuka collar sialan ini. 

Sepertinya, ini saatnya aku kabur, bukan? Well, itu jika otakku berjalan dengan normal seperti orang kebanyakan. 

But, I know I've never been normal in my entire life.

Aku terlahir keras kepala. Dan sejak dulu, aku selalu memilih untuk melawan maut. Kalau aku kabur sekarang, artinya aku mengakui diriku kalah dari bajingan gila ini. Dan sampai seribu tahun pun aku tidak akan mengakui itu. 

Lagi pula, aku lah yang sengaja memancingnya ke sini. 

Tanganku masih menodong pistol. "Kau yakin? Mungkin kau yang duluan pingsan karena lebih dulu klimaks sebelum aku," jawabku sambil tersenyum dingin mengejek.

Alis Mark terangkat mendengar itu. "Aku tidak seperti pria-pria yang pernah kau tiduri, little chipmunk." 

Aku menelan ludahku, vaginaku berdenyut sedikit. Tapi melihat Mark bisa bertahan lebih lama saat aku blowjob saja sudah membuktikan kalau stamina lelaki ini memang tidak normal. 

"Mau ku buktikan?" tanya Mark tiba-tiba, sambil tersenyum miring, dia terlihat begitu percaya diri.

Jantungku berdebar-debar mendengar itu, aku langsung berkata. "Tidak, terima kasih. Aku hanya butuh kunci collar ini." Mencoba menyembunyikan emosiku.

Mark memperhatikanku sejenak sebelum dia menarik selimutku dengan kuat sehingga selimut itu terlepas dari genggamanku, dan membuat seluruh tubuh telanjangku tertampang. 

Sebelum aku sempat bereaksi, Mark sudah mendorongku sampai aku berbaring, menindihku, dan mengangkat kedua tanganku ke atas kepalaku dengan kedua tangannya. Pistolku pun terlepas dari genggamanku. Gerakkannya sangat cepat. 

Mataku membelak, jantungku semakin berdebar-debar, dan aku merapatkan pahaku kuat. Kepanikkan mulai memenuhi diriku, mataku bertemu dengan mata gelapnya.

Tatapan Mark terlihat begitu berbahaya, aku melihat ada gairah di matanya. Lalu matanya mulai menyelusuri setiap inci tubuhku secara terang-terangan membuat seluruh tubuhku terasa panas. 

Tiba-tiba dia mengerang rendah seperti hewan buas.

"Telanjang dibalik selimut sambil menungguku datang, kau sepertinya memang ingin ku setubuhi, ya?" bisik Mark dengan nada rendah. Dari suaranya, dia seperti sedang menahan gairahnya sekuat tenaga.

Becoming Mafia's PetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang