DARK ROMANCE! BACA TRIGGER WARNING DULU SEBELUM BACA INI!
Lara selalu merasa diawasi. Ke mana pun dia pergi, dia selalu merasa ada mata yang mengawasinya. Awalnya dia pikir semua ini hanyalah bayangannya saja. Sampai suatu hari. Dia menyadari, kalau...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MARK'S POV:
"Sudah ku bilang aku tidak apa-apa," ucap Lara jengkel.
Tanganku masih menggenggam tangannya, dia mengikutiku dari belakang. Saat ini, kami berjalan menuju parkiran mobil rumah sakit menuju mobil. Lara sudah diperiksa dokter kandungan.
Dokter berkata kalau kehamilan Lara baik-baik saja dan tidak ada tanda-tanda masalah sedikit pun. Setidaknya itu membuatku lega. Kalau tahu Lara sedang hamil, aku akan lebih lembut semalam.
Tapi aku pun juga masih jengkel padanya. Dia tahu dia sedang hamil, tapi masih mau melakukan misi ini besok. Mataku berkedut kesal. Jasper pun sama, harusnya dia menghentikan Lara.
Fuck.
Sesampai di mobil, aku membukakan pintu untuk Lara. Lara menghela napas dan masuk ke dalam mobil dengan kesal. Lalu aku masuk dan duduk di sebelahnya.
Lara menyilangkan lengannya di dada. Aku memerintahkan Victor. "Ke hotel, Victor." Tobias, Dante dan semua menginap di hotel.
Lara langsung menoleh ke arahku dan berkata. "Aku mau ke rumah sewa saja, barang-barangku masih di sana."
Mataku menatapnya kesal. "Barang-barang apa? Aku akan membelikanmu yang baru," jawabku.
"Aku tidak butuh yang baru," ucapnya padaku. Lalu dia menatap Victor dan berkata. "Ke rumah sewa saja, Victor."
Victor menatapku dari spion tengah dan bertanya. "Boss?" Seolah meminta persetujuanku.
Mataku menatap Lara, mata Lara terlihat begitu keras kepala seperti biasanya. Akhirnya aku menghela napas dan berkata. "Ikuti istriku saja."
Ada untungnya juga, di rumah mengerikan itu, aku bisa memiliki privasi dengan Lara. Tidak ada yang mengganggu kami.
Mataku menggelap. Dan itu yang aku butuhkan.
♦️♦️♦️
Sesampai di rumah victorian, Victor menurunkan kami dan langsung pergi lagi meninggalkan kami berdua.
Aku bisa melihat Lara mengigit bibirnya sedikit, dia terlihat gugup. Mungkin karena aku tidak bersuara sedikit pun sejak di mobil.
Dia berjalan mendahuluiku menuju pintu utama. Aku mengikutinya dari belakang tanpa bersuara. Setelah dia membuka pintu, kami masuk ke rumah sunyi itu.