Chapter 45 - Not True

94.9K 7.4K 6.4K
                                    

MARK'S POV:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MARK'S POV:

Semua terjadi begitu cepat. Gerakanku sangat cepat, sehingga bawahannya Tom tidak sempat bereaksi. Ketika Tom terjatuh ke tanah, semua bawahannya baru mengeluarkan pistol dan mulai menembak ke arah kami.

Aku dan bawahanku langsung bersembunyi di balik tumpukan kotak di tengah gudang kosong. Sehingga melindungi kami dari tembakan itu. 

Di tengah kekacauan, aku menembak bawahan Tom yang terdekat, semua tembakan tepat sasaran ke dahi mereka. Satu per satu, mereka ambruk ke tanah dalam hitungan detik karena terkena tembakanku. Aku berhasil menembak lima orang dan semuanya tepat sasaran.

Sementara itu, bawahan Tom terus menembak ke arah kami dengan panik. Bawahanku langsung membalas tembakan ke musuh. 

"Tim, bersihkan Castelli," perintahku dengan keras dan tegas. Mataku sudah memancarkan kemarahan, rahangku begitu tegang.

Kesabaranku sudah benar-benar habis sekarang. 

Setelah mendengar perintahku itu, semua bawahanku langsung menembak ke arah sisa anggota Castelli yang ada. 

Suara tembakan menggema di dalam gudang, dan asap peluru memenuhi udara. Beberapa anggota Castelli terjatuh sebelum sempat membalas tembakan, sementara yang lain berusaha mencari perlindungan di sudut-sudut ruangan.

Consigliere-nya Tom berlari untuk melarikan diri, tapi salah satu bawahanku berhasil menembaknya sebelum dia sempat keluar dari gudang. Dalam waktu kurang dari tiga menit, seluruh anggota Castelli sudah terbaring tak berdaya di lantai.

Setelah itu hening, tidak ada suara tembakan dari musuh. Aku berdiri dan menghitung tubuh yang ada di situ. Untuk memastikan apa ada yang ketinggalan atau berhasil kabur. Ada sebelas, termasuk Tom. Tidak ada yang ketinggalan.

"Periksa semuanya," perintahku pada timku. 

Bawahanku langsung melakukan perintahku, dan memeriksa semua tubuh yang berbaring di tanah. 

Edmund langsung menghampiriku. Matanya terlihat begitu marah. 

"Kau— apa kau tidak memikirkan konsekuensi dari tindakanmu ini?" tanya Edmund terlihat begitu terheran-heran dengan sikapku.

Mataku menatapnya tajam, lalu aku melangkah maju sehingga jarak antara kami semakin dekat.  

"Dan apa kau tidak memikirkan konsekuensi dari bertindak tanpa persetujuanku, Ed?" tanyaku dingin. 

Dia masih terlihat begitu marah padaku.

"Ku tanya lagi, siapa pemimpin organisasi ini?" tanyaku dengan nada rendah. Aku yakin tatapanku sudah menyeramkan, melihat elders di belakang Ed terlihat bergidik ngeri.

Edmund menatapku dengan mata tanpa takut dan tajam. Tapi dia tetap menjawab. "Kau."

"Tapi kau tetap tidak bisa bertindak seenaknya seperti itu, Mark. Kali ini kau terang-terangan membantai Pemimpin Castelli, bahkan Consigliere-nya," jawab Ed.

Becoming Mafia's PetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang