Chapter 11 - The Last Time

142K 7.4K 4.4K
                                    

LARA'S POV:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LARA'S POV:

Aku ternganga mendengar ucapannya. "Kau bajingan gila! Ini sama saja penculikkan!" ucapku.

Tangan Mark yang masih di bokongku, meremasnya lagi, membuat tubuhku tersentak sedikit. Aku menduduki kejantanannya yang tegang tapi sekuat tenaga pura-pura tidak tahu akan itu.

Lalu Mark menjawab. "Aku memang sedang menculikmu."

Aku mencoba menenangkan jantungku yang berdebar ini sambil melototinya, sebelum aku tersenyum miring dingin mengejek.

"Apa ini? Apa kau menculikku agar aku menjadi istri pura-puramu seperti di buku-buku itu?" Sindirku tajam.

Sepertinya Mark terhibur dengan ucapanku, karena akhirnya dia terkekeh. Entah kenapa, kekehan rendahnya terdengar sangat seksi..

"Aku tidak mencari istri, little chipmunk."

Alisku terangkat. "Maka?"

Mata Mark begitu gelap, aku bisa tenggelam di dalam kegelapannya, lalu dia mengeratkan tangannya di pinggangku.

"Aku menginginkan peliharaan."

"A—apa?" Tanyaku tergagap, kaget, tidak menyangka itu. Sambil mengerjapkan mataku.

Aku langsung bertanya. "Maksudmu seperti memelihara binatang?"

Mark tersenyum simpul. "Tidak, pelihara wanita."

Aku mematung mendengar itu, seketika bulu kudukku berdiri. Astaga, dia memang seorang freak! Aku harus segera mencari cara kabur sebelum semuanya terlambat.

"Dan berapa banyak peliharaanmu?" tanyaku tajam.

Mark memperhatikanku sejenak. "Nol, untuk sekarang."

Alisku terangkat, tidak percaya dengan itu. Iya, kah?

"Kenapa? Kau tertarik?" Tanya Mark sambil mengeratkan tangannya di pinggangku sehingga sudah tidak ada jarak antara kami.

Payudaraku menekan dada bidangnya. Aku bahkan bisa merasakan perut eight-pack-nya yang keras itu.

Astaga.

Aku menelan ludahku, tenggorokanku benar-benar kering. Dengan cepat, aku menyadarkan diriku dan langsung mendorong dadanya, agar payudara tidak menekan dadanya.

"Tidak tertarik," jawabku tajam.

"Jadi, sebelum kau menyesal—"

Ucapanku tepotong ketika tangan Mark sudah mengangkat bathrobe ke atas sampai pinggangku, dan menyentuh lubang vaginaku dari belakang dengan jari besarnya. Aku hampir terkesiap, tapi aku berhasil menahannya.

Vaginaku terasa begitu sensitif disentuh olehnya, aku bisa merasakan sedikit denyutannya.

Mataku melototinya. "Apa yang sedang kau lakukan, bajingan gila!"

Becoming Mafia's PetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang