Chapter 15 - Not That Easy

123K 6.7K 4.2K
                                    

Hi! Maaf aku ketiduran semalam, karena kecapean😭 haha. Baru bangun jam 4 pagi tadi buat lanjutin nulisnya. Jadi updatenya  lebih telat dari pagi buta.

Tapi chapter ini panjang kok🖤

♦️♦️♦️

LARA'S POV:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LARA'S POV:

"Excuse me?" Tanyaku dengan nada bingung.

Pria paruh baya itu langsung menekan kartu akses di dalam lift, sehingga lift tersebut naik lagi ke penthouse Mark. Mataku berkedut. Bajingan tua ini. Dia tidak tahu perjuanganku untuk turun dengan lift.

Sialan. Umpatku kesal dalam hati.

"Jadi, apa kau hamil anaknya Mark?" Tanya Pamannya Mark yang aneh ini, mengulang kalimatnya. Kali ini matanya terlihat begitu serius. 

Ada apa dengan bajingan tua ini? Kenapa dia terus menanyakan itu?

Akhirnya aku menjawab. "Itu bukan urusanmu," dengan nada tajam, masih sambil menodongkan gelas wine tajam.

"Kau kekasih Mark, kan?" tanyanya.

Mulutku ternganga. "Bukan, astaga! Dan aku tidak akan pernah menjadi kekasihnya!"

Lalu aku menambahkan. "Jadi bisakah kau tekan tombol lantai dasar lagi? Aku ingin pergi dari sini." 

Wajah pria itu terlihat kecewa mendengar jawabanku, lalu dia menghelakan napasnya dengan sangat berat. 

"Andai saja kau hamil anak Mark, semua akan lebih mudah," gumamnya pelan. Tapi aku mendengarnya. 

Mataku mengerjap kaget. Jadi dia benar berharap aku hamil? Jadi tadi mataku tidak salah?

Semua akan lebih mudah apanya? Batinku penasaran.

Aku memperhatikannya, perawakannya sangat berbeda dengan Mark. Pria paruh baya ini brunette, fair skin, berbadan gempal dan mungkin berusia lima putuh tahunan? Tapi warna matanya mirip dengan Mark. 

Sekilas dia hanya terlihat seperti pria kaya dari cara berpakaiannya yang sangat seperti seorang gentleman, bahkan dia membawa tongkat mahal dan memakai topi bundar. 

Dia tidak terlihat seperti pria jahat. Auranya tidak terlihat jahat.

But we cannot judge a book by its cover, right?

Seingatku, tadi Victor bilang, kalau Pamannya ini ingin Mark menikah dengan wanita yang menguntungkannya? Jika benar begitu kenapa dia ingin aku hamil? 

Tepat saat itu, pintu lift terbuka, yang artinya kami sampai di lantai penthouse Mark. Untungnya Mrs. Morgan tidak terlihat di mana pun, sepertinya dia belum sadar aku kabur. Tapi rahangku menggertak. 

Becoming Mafia's PetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang