DARK ROMANCE! BACA TRIGGER WARNING DULU SEBELUM BACA INI!
Lara selalu merasa diawasi. Ke mana pun dia pergi, dia selalu merasa ada mata yang mengawasinya. Awalnya dia pikir semua ini hanyalah bayangannya saja. Sampai suatu hari. Dia menyadari, kalau...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LARA'S POV:
Tanganku mengambil salah satu test pack, menatapi test pack itu berkali-kali, takut aku hanya salah lihat tadi.
Tapi tidak, ini memang dua garis.
Debaran jantungku semakin cepat, aku bisa merasakan kupu-kupu berterbangan di perutku. Tanganku yang satu lagi mengambil test pack lain yang berbeda merek.
Dua garis juga.
Aku meletakkan keduanya di wastafel, mengatur napasku yang semakin berat. Lalu menatap pantulanku di cermin, wajahku terlihat shock.
Perlahan, satu tanganku yang gemetar mengangkat sedikit bawah bajuku sehingga menampakan perutku yang masih rata. Dengan satu tangan lagi aku menyentuh lembut perutku.
Oh, god. Apa ini nyata? Aku hamil? Apa test pack ini salah? Batinku. Tapi tidak mungkin ketiga test pack bisa salah bersamaan.
Seketika, aku merasakan gejolak aneh di dalam perutku—seperti luapan kebahagiaan yang begitu kuat. Seketika hatiku terasa penuh penuh, aku tak bisa menahan senyum, meski tubuhku masih gemetar karena kaget.
Aku harus memberitahu Mark. Batinku tanpa sadar. Ketika tanganku meraih ponsel yang selalu sakuku— gerakanku terhenti. Aku baru ingat kalau kami belum berbicara selama dua minggu.
Jantungku masih berdebar-debar. Apa melakukan misi ini ketika hamil aman? Seketika aku merasa khawatir dan ragu. Apalagi menyusup ke Castelli akan sangat berisiko.
Sampai saat ini, pasti Mark masih melacakku. Sejujurnya, aku kaget Mark belum juga menemukanku selama dua minggu ini.
Aku kira, aku hanya memiliki waktu kurang dari seminggu untuk menyusup ke Castelli sebelum Mark menemukanku. Tapi ternyata, Jasper mampu menyembunyikan identitasnya dan lokasiku dengan sangat ahli.
Setiap Jasper keluar, dia selalu memakai identitas berbeda. Dia memiliki lima jenis topeng prostetik untuk penyamaran.
Jasper juga sering pergi menggunakan mobil yang berbeda-beda. Aku tidak bertanya lebih detail dari mana dia mendapatkan lima jenis mobil berbeda dalan waktu dua minggu ini. Mungkin dia merentalnya.
Sepertinya aku sedikit meremehkan Jasper sebelum ini. Dia seperti Jasper berbeda yang ku kenal, yang hanya tahu belajar.
Mataku kembali menatap test pack itu. Aku sangat ingin memberitahu Mark tentang ini. Dia pasti akan senang mendengar ini— aku terdiam sejenak, tidak, belum tentu. Sebelum itu, dia pasti sangat marah padaku karena tiba-tiba kabur tanpa mengatakan apa pun padanya.
Aku menghelakan napas kasar. Tanganku mengambil ponsel satu lagi, yang diberikan Jasper, lalu menelpon Jasper.
Pada deringan kedua, Jasper langsung mengangkat panggilanku. "Lara? Apa semua baik-baik saja?" tanya Jasper. Suaranya terdengar khawatir.