DOUBLE UPDATE!
JANGAN SALAH URUT BACANYA!
BACA CHAPTER 39 DULU!
Total kata : 2.650 kata
♦️♦️♦️
MARK'S POV:
Aku bisa mendengar helaan napas berat Tobias, tapi dia akhirnya berkata. "Cepat selesaikan ini dan segera menyusulku ke aula."
Tanpa menunggu jawabanku, Tobias sudah melangkah pergi dan menuju aula.
"Victor, kau temani Paman George ke rumah sakit. Pastikan Paman George mendapatkan perawatan yang terbaik, kabari aku nanti," perintahku.
"Baik, Boss!" jawab Victor, lalu dia segera melaksanakan perintahku.
Aku melirik Lara dari sudut mataku, sebenarnya aku ingin menyuruhnya menungguku di ruangan lain. Tapi Lara lebih aman bersamaku untuk saat ini. Aku tidak boleh meninggalkannya sendirian.
"Lara, tetap di situ," perintahku. Lara mengerutkan dahinya seperti kesal diperintah seperti itu, tapi pada akhirnya dia menganggukkan kepalanya dengan manis. Aku menahan senyumanku.
Ah, dia semakin patuh. Fuck, aku ingin mencium habis-habisan bibir penuhnya itu. Batinku.
Tidak, sejak dia mengambil ponselnya untuk menelpon Abel, aku sangat ingin menyetubuhinya di situ juga dan memberikan dia reward sebanyaknya. Membiarkan dia mendapatkan kenikmatan sampai dia hanya bisa memikirkan aku dan kejantananku.
Dia tidak tahu betapa berterima kasihnya aku padanya dengan apa yang dia lakukan tadi. Fuck, dia berhak mendapatkan segala hal di bumi ini. Aku ingin memberikan segala hal yang dia inginkan.
Bahkan jika dia memintaku bom satu kota, mungkin aku akan melakukannya.
Tapi sebelum itu..
Mataku kembali menatap Logan. Aku harus memberi pelajaran pada adikku dulu. Sejak dulu, aku dan Logan sering diadu sparring oleh Carlo. Tidak peduli dengan perbedaan umur kami, Carlo seperti mengajarkanku agar tidak memiliki belas kasih bahkan pada adikku sendiri.
Untungnya Carlo masih memiliki sel otak yang bekerja di otaknya, dengan tidak membiarkan aku sparring dengan Sierra. Sejak kecil, Sierra sering sakit dan tubuhnya sangat lemah. Jika dia mendapatkan tonjokkanku, mungkin dia langsung koma.
Aku menarik kerah Logan lagi, dia tidak mengelak, dia hanya menatapku. Aku menonjoknya lagi, kali ini di pipi sebelahnya dengan sangat kuat. Tubuhnya terdorong mundur, tapi dia tidak terjatuh ke lantai.
Dia meludah darah ke lantai dan menatapku. "What the hell is wrong with you? Baru pertama kali kau menonjokku karena wanita. Bahkan dulu ketika aku menggoda mantan kekasihmu, kau tidak bereaksi sedikit pun?" tanya Logan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Becoming Mafia's Pet
RomanceDARK ROMANCE! BACA TRIGGER WARNING DULU SEBELUM BACA INI! Lara selalu merasa diawasi. Ke mana pun dia pergi, dia selalu merasa ada mata yang mengawasinya. Awalnya dia pikir semua ini hanyalah bayangannya saja. Sampai suatu hari. Dia menyadari, kalau...