Total Kata: 3.000 kata!
♦️♦️♦️
LARA'S POV:
"Aku belum menerima lamaranmu!" jawabku langsung.
Mark mengecup leherku, lalu berkata. "Kau sudah menerimanya, baby."
Mataku berkedut, kesal dengan bajingan gila pemaksa ini. Aku ingin mendorongnya, tapi kedua tanganku masih diikat ke tiang kasur. Dia masih mengecupi leherku.
Tiba-tiba, dia mengigit leherku cukup kencang membuat aku mengeluarkan desahanku. Lalu Mark memutar bokongnya sehingga kejantanannya berputar di dalam diriku.
Oh, astaga.
"Tu—tunggu, kita harus mandi dulu, Mark," ucapku. Takut dia akan langsung lanjut ke ronde dua.
Mark memundurkan tubuhnya sehingga mata kami bertemu. Aku menarik napasku tajam melihat Mark di atasku. Rambutnya berantakan, dia berkeringat membuat wajah tampannya terlihat berkali-kali lipat lebih tampan sekarang. Tidak, dia sangat hot sekarang. Dia terlihat seperti hot daddy.
Seketika, aku langsung membayangkan dia menggendong bayi kami yang begitu kecil di tangannya yang kekar itu.
Tanpa sadar, vaginaku berdenyut sehingga mencengkram kejantanan Mark yang masih di dalam diriku. Dia langsung mengerang rendah, sedangkan aku bisa merasa pipiku begitu panas karena dia pasti bisa merasakan itu.
"Lepaskan aku, Mark. Kita harus mandi dulu," ucapku dengan cepat. Tidak ingin dia menanyakan kenapa vaginaku tiba-tiba berdenyut.
Mark menatapku sejenak, sebelum akhirnya dia membuka ikatan tali di kedua tanganku tanpa melepaskan kejantanannya.
Ketika tali di kedua tanganku sudah terlepas, tiba-tiba dia menggendongku dengan memegang kedua bokongku. Aku memekik kaget dan melingkari tanganku di lehernya. Tubuh kami masih menyatu.
Saat dia sudah berdiri dari kasur, mataku melirik kasur, di situ aku bisa melihat bercak darahku mengotori kasur putih tersebut. Apa Mark sungguh tidak jijik dengan itu?
Aku kembali menatap Mark. Mark langsung menggendongku ke kamar mandi, tanpa melepaskan matanya sedetik pun dariku, jantungku berdebar-debar tidak keruan.
Sesampai di kamar mandi, dia melepaskan kejantanannya dari vaginaku, aku mendesah pelan merasakan benda perkasa itu keluar dari dalamku, lalu dia menurunkanku di shower.
Ketika kakiku menyentuh lantai kamar mandi, aku hampir terjatuh karena kakiku begitu lemas, terasa seperti jelly. Tapi tangan kekar Mark langsung menahan tubuhku sehingga aku tidak terjatuh.
Aku melirik kejantanan perkasa Mark yang terlihat ada bercak darahku. Mark belum juga bersuara, dia menyalakan air shower. Aku bisa merasakan air hangat menyentuh tubuhku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Becoming Mafia's Pet
RomanceDARK ROMANCE! BACA TRIGGER WARNING DULU SEBELUM BACA INI! Lara selalu merasa diawasi. Ke mana pun dia pergi, dia selalu merasa ada mata yang mengawasinya. Awalnya dia pikir semua ini hanyalah bayangannya saja. Sampai suatu hari. Dia menyadari, kalau...