Author's Note:
Total kata : 5.770 Kata
Kalau ada typo tolong tag aja ya!♦️♦️♦️️
"𝑳𝒊𝒌𝒆 𝒂 𝒓𝒊𝒑𝒆 𝒑𝒐𝒎𝒆𝒈𝒓𝒂𝒏𝒂𝒕𝒆,
𝒔𝒉𝒆 𝒊𝒔 𝒊𝒓𝒓𝒆𝒔𝒊𝒔𝒕𝒊𝒃𝒍𝒚 𝒂𝒅𝒅𝒊𝒄𝒕𝒊𝒗𝒆,
𝒑𝒖𝒍𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒎𝒆 𝒊𝒏 𝒘𝒊𝒕𝒉 𝒆𝒂𝒄𝒉 𝒕𝒂𝒔𝒕𝒆
𝒃𝒖𝒕 𝒍𝒆𝒂𝒗𝒊𝒏𝒈 𝒎𝒆 𝒄𝒓𝒂𝒗𝒊𝒏𝒈 𝒎𝒐𝒓𝒆."
- 𝓜𝓪𝓻𝓴 𝓓𝓸𝓵𝓽𝓸𝓷MARK'S POV:
"Ku mohon, hentikan! Ampuni aku!"
Suara tangisan dan jeritan yang memenuhi tempat itu tidak membuat mataku teralihkan sedikit pun dari ponselku.
Sekarang, aku sedang duduk santai di kursi, sambil menatap ponselku yang menunjukkan sebuah gambar maps Boston. Di maps tersebut, terlihat sebuah titik yang bergerak, sampai akhirnya titik tersebut berhenti di sebuah bar yang wanita itu sering kunjungi.
Sepertinya dia akan minum-minum dengan Hannah malam ini. Batinku, sambil mengisap cigar.
Tiba-tiba suara Victor menggangguku. "Boss, sepertinya dia mau mengakuinya sekarang."
Aku mengalihkan pandanganku dari ponsel ke arah Fabio, rekan— tidak, musuhku. Sekarang dia sudah menjadi musuhku mengingat dia sudah berkhianat.
Fabio sedang duduk terikat di kursi interogasi, dengan wajahnya babak belur, darah menetes ke pelipisnya dan kedua kukunya sudah dicabut dengan tang oleh anak buahku. Luka di pahanya masih terbuka dan mengeluarkan darah bekas tusukan pisau dariku tadi, dan beberapa tulang rusuknya yang mungkin sudah patah
Setelah memasukkan ponselku ke kantung celana dan meletakkan rokokku di asbak, aku bangun dari kursi, lalu menghampirinya.
"Oh? Lemah sekali kau. Baru dua kuku sudah menyerah," ucapku, sambil tersenyum miring sinis.
"Boss! Ku mohon dengarkan aku dulu! Aku sungguh tidak bermaksud melakukan—"
Sebelum dia dapat menyelesaikan kalimatnya, aku sudah sudah mengambil dua jarinya yang kukunya tercabut, lalu ku remas kencang jarinya yang masih berdarah dengan telapak tanganku, membuat jeritan kesakitannya memenuhi ruang kedap suara itu.
Aku bisa merasakan darahnya yang lengket menetes ke tanganku, aku mendekati wajahnya.
Tatapanku begitu dingin dan tajam. "And I don't give a fuck about that," suaraku terdengar lebih rendah dari biasanya.
"Kau sudah tahu, kan? Apa konsekuensinya jika berkhianat dariku, Fabio?" tanyaku, sambil mencengkram lebih kencang jarinya yang berdarah.
Fabio teriak kesakitan dan menangis seperti bayi. Dia menggeleng kepalanya kuat. "Tidak, tidak! Ku mohon ampuni aku sekali ini saja!" Masih memohon padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Becoming Mafia's Pet
RomanceDARK ROMANCE! BACA TRIGGER WARNING DULU SEBELUM BACA INI! Lara selalu merasa diawasi. Ke mana pun dia pergi, dia selalu merasa ada mata yang mengawasinya. Awalnya dia pikir semua ini hanyalah bayangannya saja. Sampai suatu hari. Dia menyadari, kalau...