Total kata: 3.000 Kata
🍀
MARK'S POV:
Saat ini, aku dan Lara sudah duduk di resepsi pernikahan kami. Kami bercinta tiga kali tadi. Wajah Lara masih terlihat mabuk dan lemas. Dia meletakkan kepalanya di bahuku, dengan tanganku di pinggangnya.
Sedangkan tamu-tamu kami menikmati waktu mereka di resepsi.
Tadi Lara bilang khawatir ada tamu yang bertanya kenapa kami begitu lama. Tapi aku yakin tidak akan ada yang berani menanyakan itu.
Aku dan Lara duduk di kursi paling depan, kursi memang dikhususkan untuk pengantin.
Tadi, aku benar-benar hilang kendaliku saat melihat butt plug Lara. Aku menahan eranganku hanya mengingat lubang cantik Lara penuh dengan butt plug bertuliskan 'Mark's Slut.' Aku terlalu senang sampai gila sendiri sejak tadi.
Sebenarnya aku masih ingin menyetubuhi Lara sampai dia benar-benar terlalu lemas untuk berjalan. Tapi tadi Lara mengancamku, kalau aku melanjutkannya lagi, dia tidak mau bercinta denganku nanti malam.
Dan ancaman itu berhasil. Tidak mungkin aku akan melewatkan malam pertama kami.
Satu tanganku tidak terlepas sedikit pun dari pinggang ramping Lara. Sedangkan tanganku yang satu lagi memakan shrimp cocktail.
Lara di sebelahku terlihat lemas, dia belum menyentuh makanannya. Aku yakin kaki Lara masih bergetar di bawah meja, dengan spermaku menetes ke pahanya. Tadi aku sudah merobek thong-nya sehingga sekarang dia tidak mengenakan celana dalam di balik gaunnya.
"Kau tidak suka makananannya?" tanyaku.
Lara akhirnya mengangkat kepalanya dari bahuku, menggelengkan kepalanya dan menjawab. "Tidak, makanannya enak."
Dia berbohong, dia belum menyentuhnya sejak tiba di sini.
Alisku terangkat, lalu aku mendekati telinganya. "Atau mungkin kau lebih suka memakan spermaku?" bisikku.
Dia melototiku tajam lalu aku bisa melihat pipinya menjadi begitu pink. "Mark!" pekiknya pelan.
Aku hanya tersenyum miring geli. Padahal baru beberapa menit yang lalu dia membersihkan kejantananku dengan lidahnya setelah aku klimaks.
Tanganku meraih udang, mencelupkannya ke dalam saus cocktail, lalu aku mendekatkannya ke bibir Lara. Mataku menatap istriku yang cantik ini. "Makan," perintahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Becoming Mafia's Pet
RomanceDARK ROMANCE! BACA TRIGGER WARNING DULU SEBELUM BACA INI! Lara selalu merasa diawasi. Ke mana pun dia pergi, dia selalu merasa ada mata yang mengawasinya. Awalnya dia pikir semua ini hanyalah bayangannya saja. Sampai suatu hari. Dia menyadari, kalau...