Sejak tahu Nissa hamil, Cheryl jadi pendiam. Ibu mertuaku juga sering melamun jika kami sedang mengunjunginya.
Aku rasa Tuhan sedang menguji keluarga kami. Aku dan Cheryl yang sudah menikah hampir setahun belum dikaruniai anak, sedang Nissa yang belum menikah malah hamil tujuh minggu sekarang.
Meski dia bungkam siapa Ayah dari anaknya aku dan Cheryl yakin kalo itu Daniel. Nissa meminta kami untuk tidak bertanya tentang Ayah dari anak yang dikandungannya dan membuat kami semua berjanji untuk tidak mengusik siapapun. Jika kami mencari tahu atau berani membawa seseorang agar bertanggung jawab terhadap kehamilannya, maka hari itu merupakan hari terakhir kami melihatnya.
Kami semua tahu betul sifat Anissa. Dia tidak pernah melempar ancaman kosong.
Makanya Ayah mertuaku diam tak berkutik. Ibu juga seperti itu. Cheryl berusaha bersikap normal ketika ada Nissa, tapi begitu pulang ke apartement, dia jadi sering diam dan melamun. Atau bahkan menangis tanpa suara.
Diam-diam aku bertanya pada Dave tentang keluarga Notonegoro. Dia mungkin saja tahu atau kenal, karena aku mencari informasi tentang keluarga itu di internet, semua terputus pada kedua orang tua Daniel.
"Notonegoro? Om Nataniel Notonegoro?"
"Kamu kenal?"
"Partner kerja Papa."
"Dia ada kasus kan?"
"Kayaknya dia dijebak. Papa gak percaya kalo itu perbuatannya."
"Kamu kenal anaknya?"
"Si Daniel? Waktu kecil aja aku ketemu. Abis itu dia ngilang gak ada kabar."
"Maksudnya?"
"Ya, dia anak genius. Dia menamatkan kuliah Masternya di London, pada umur 14 tahun." terang Dave.
Alisku berkerut heran.
"Aku ketemu pas dia lagi liburan dari London. Om Nataniel kebetulan ada meeting sama Papa. Aku ikut Papa karena pengen cari pengalaman gimana cara kerja Papa. Aku jadinya maen sama si Daniel. Mungkin sekarang dia di luar negeri." Dave menatapku.
"Ada apa, Be?"
"Aku harus tahu dia dimana sekarang, Dave."
"Kau terdengar menakutkan, Be! Ada apa?" tanya Dave masih menatapku.
"Dia punya hutang, Dave."
"Hutang? Kamu kenal Daniel?"
Aku mengangguk pelan.
"Maksudmu hutang, uang? Atau..?" tanya Dave hati-hati, tidak melanjutkan namun tatapannya lurus padaku.
"Uangnya sebanyak apapun gak bisa bayar hutangnya, Dave." geramku.
Tentu saja. Daniel merebut kebahagiaan di setiap anggota keluargaku. Nissa, Ayah dan Ibu mertua, terutama kebahagiaan istriku. Aku akan membuat perhitungan sama si bangsat itu.
Jenius? Sejenius itu sampe bikin Nissa hamil sebelum nikah?
Jenius macam apa sampe gak tahu kondom??!!
"Kau tidak melihatnya waktu aku nikah?" tanyaku.
"Daniel Notonegoro di acara pernikahanmu? Kenapa bisa?" Dave menatapku lurus dengan wajah bingungnya.
"Ada apa, Be?" cecar Dave.
Sebelum aku membuka suara lagi, ponselku berdering, ku lihat itu dari Dody.
Aku mengangkat tanganku meminta ijin pada Dave dan dia mengangguk.
"Iya, Dod?" jawabku.
"Mas, Nissa pingsan, di rumah mertua Mas gak ada orang, jadi aku membawanya ke rumah sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Danissa
RomanceGue Daniel Alfin Notonegoro. Gue punya segalanya. Semua cewek yang gue suka pasti suka juga sama gue kecuali satu orang, Annissa Larasati Dunn! Daniel Alfin Notonegoro, aku sebenarnya takut sama dia, oke, aku hanya takut pada matanya, mata yang bahk...