62. Anissa ~ 7 bulanan

9.5K 468 36
                                    

Ketukan di pintu membuatku tersadar,

"Masuk." ujarku.

Ibu Titik masuk ke kamar dan mendekat ke tempat tidur.

"Non, ada kiriman." ujarnya.

"Kenapa gak trima aja, Bu?"

"Gak bisa. Katanya harus tanda tangan Tuan atau Nyonya Notonegoro."

"Kiriman apa?"

"Mobil."

"Mobil?" tanyaku dengan kening berkerut.

"Iya."

"Daniel mana?"

"Den Daniel lagi keluar Non. Katanya kalo Non bangun bilang dia lagi nyari pesanan Non." jawab Ibu.

"Oh." Aku tadi meminta Daniel membelikanku buah strawberry segar ketika sebelum tertidur.

"Dari tadi keluarnya?"

"Sejam, Non."

Aku bangkit dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar setelah menyambar ponselku di nakas dan langsung menuju ruang tamu dimana petugas yang mengantarkan kiriman Daniel sedang duduk di sofa. Dia bangkit berdiri ketika melihatku datang.

"Sore, Bu. Maaf mengganggu. Bapak Daniel tidak ada, jadi harus istrinya yang menerima karena ini kiriman khusus."

Aku mengangguk pelan.

"Kiriman dari siapa?"

"Bapak Nataniel Notonegoro & Ibu Tiffany Notonegoro."

"Sebaiknya Ibu mengecek kirimannya sebelum saya tinggalkan." sambungnya membuat keningku berkerut.

"Mobil apa sih?" tanyaku.

"Audi A8." jawabnya dengan senyuman lebar.

"Audi?" tanyaku.

Daniel ini betul-betul!

"Saya gak tahu masalah mobil. Mana bisa saya ngecek?" Ujarku sedikit kesal. Aku sadar jika ini bukan kesalahan si petugas, namun dia kena sial mendapat wajah jutekku.

Aku menelpon ponsel Daniel dan di jawab setelah deringan kedua.

"Sayang?" sapanya dari seberang.

"Dimana?"

"Dijalan. Lima menit lagi sampe rumah."

"Ya udah. Aku tunggu."

"Kenapa?" tahannya.

"Di rumah aja."

"Ok."

Aku menatap petugas yang memakai seragam hitam dan topi hitam tersebut.

"Duduk dulu, Pak. Suami saya Lima menit lagi sampai."

"Baik, Bu."

"Saya tinggal sebentar." kataku lalu berbalik masuk ke ruang tengah.

"Ibu, tolong buatin minum ya."

"Iya, Non." jawab Ibu yang sedang di dapur. Aku duduk di sofa sambil menyalakan televisi. Sekarang pukul tiga sore dan aku merasa sangat gerah.

Setelah beberapa lama, Daniel masuk ke rumah dan langsung menemuiku. Setelah meminta petugas tersebut menunggu sebentar.

"Aku abis nyariin kamu Strawberry." ucapnya ketika dia mendekat, Ibu menerima beberapa kantongan dari Daniel.

"Hm. Kamu sudah liat kiriman Papa? Audi Daniel? Apa kamu pejabat?" tanyaku. Daniel menatapku, menilai raut wajahku.

"Aku minta Papa mengirim mobil sedan lamaku, tapi dia gak setuju. Makanya dia ngasih kamu hadiah itu. Itu mobil baru tapi keluaran lama kok." bujuk Daniel.

DanissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang