Mas Abe, setuju ke villa gue di Sanur, Mbak Cheryl dan Nissa juga sepertinya adem ayem gak protes. Gue udah minta Bu Galih siapin sarapan biar pas sampe, kami gak akan lama tertahan di Sanur.Setelah check out dari hotel jam enam, kami langsung ke Sanur yang langsung disambut sama Pak made dan Bu Galih.
Oh, I really miss them!
Terakhir gue ketemu mereka tahun lalu. Mereka sudah gue anggap orang tua gue setelah Mama dan Papa.
Nissa sebel sama gue karena waktu dijalan gue bilang pengen punya pacar romantis kayak Mbak Cheryl, dia berang dan langsung ngaku officially jomblo gara-gara itu.
Enak aja!
Gue udah pusing mikirin dia di lamar sama si brengsek Pramodya, dia dengan santainya ngaku-ngaku jomblo. Untung Mas Abe ngebelain gue. Mas Abe bahkan pesenin gue tiket buat ke Malang.
Senengnya tuh minta ampun!
Gue bakal ketemu calon mertua gue. Ya deg-degan, ya antusias, ya takut.
Setelah nyimpen sebagian barang dan sarapan di villa Papa, kami ke Ubud, Kintamani, Nginap semalam di salah satu resort karena hari sudah sore dan akan menguras tenaga jika kami tetap melanjutkan perjalanan di malam hari.
Nissa sejak tadi diemin gue. Dia masih marah sama gue. Udah gue bujuk tapi tetep aja gue dikacangin. Mas Abe sampe geleng-geleng kepala ngeliat gue sama Nissa.
Setelah beberes sama barang bawaan yang gak seberapa, gue liat Nissa sudah ganti baju dan keluar memakai jubah mandi. Dia pasti mau ke kolam renang. Dengan cepat gue ngikutin dia.
"Ngapain kamu?" bentaknya ketika sadar gue dibelakangnya.
"Mau berenang," jawab gue sambil nyengir.
"Bikin ilang mood aja!" desisnya.
Gue narik tangannya dan sedikit berlari ke kolam renang.
"Lepasin, Daniel!" Nissa meronta tapi gak gue lepas.
Ketika sampai di kolam, Nissa terpana sama keindahan alam sekitar kami. Resort ini memang berada di dataran tinggi. Kolam renang berada di luar dan memamerkan keadaan hutan dibawah sana. Sangat cantik.
"Keren banget," gumam Nissa.
Gue buka jubah mandi gue dan langsung melompat ke kolam. Kolam renangnya memang tidak terlalu besar karena berada tepat di samping kamar kami.
"Sayang.. Ayo." panggil gue setelah muncul ke permukaan.
Nissa menurut dan ikut bergabung ke kolam renang. Nissa menyelam dan menarik kaki gue hingga gue ikut tenggelam dalam kolam.
Biar gue tunjukin ke dia who's the boss here!
Gue balik narik tangan dia dan menyeretnya hingga ke ujung kolam. Setelah beberapa saat, gue narik Nissa ke permukaan. Gue lihat dia udah gak bisa nahan nafas lagi.
Gue ketawa ngeliat dia narik nafas dengan terburu-buru.
"Daniel!! Jahat banget sih!" protesnya.
Gue mendekat dan meluk pinggangnya.
"Becanda, Sayang."
"Lepasin gak? Tuh Mbak Cheryl ngeliatin dari dalam!"
"Ih, gak ngapa-ngapain juga!" jawab gue santai.
"Lepasin tangan kamu! Dasar hentai!" Nissa bergerak gelisah pengen menjauh tapi gue tahan.
"Tangan-tangan aku, lagian aku pengangnya pacar aku, bukan pacar orang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
Danissa
RomanceGue Daniel Alfin Notonegoro. Gue punya segalanya. Semua cewek yang gue suka pasti suka juga sama gue kecuali satu orang, Annissa Larasati Dunn! Daniel Alfin Notonegoro, aku sebenarnya takut sama dia, oke, aku hanya takut pada matanya, mata yang bahk...