"Daniel mau Tante buatin teh?" tanya Tante Sofia dari dapurnya.Gue lagi nungguin Nissa yang lagi mandi. Kami berencana keliling Malang malam ini dan besok akan ke Batu.
"Makasih Tante."
"Gak papa. Kesini deh. Tante lagi buat union ring."
Gue bangkit dari sofa di depan tivi dan menuju dapur. Duduk di salah satu kursi yang ada disana.
Tante Sofia meletakkan cangkir teh di depan gue.
"Kalian jadi ke Batu, besok?"
"Iya, Tan."
"Mau nginap?"
"Bisa bolak balik gak?" tanya gue.
"Ya bisa sih. Cuma tiga puluh menitan. Kalo macet paling sejaman."
"Nanti pulang aja Tant," jawab gue.
Takut gue ngajak nginap anak gadis orang. Walaupun dia sudah gak gadis lagi sih, tetap saja gue harus jaga kelakuan gue di depan orang tua Nissa.
Apalagi Ayahnya yang nyata-nyata nentang Nissa menikah cepat.
Nissa keluar dari kamarnya dan langsung ke dapur.
"Pulang kemana?" tanya Nissa.
"Besok dari Batu, gak nginap."
"Kok gak nginap? Capek lagi. Bolak balik. Trus besoknya ke Batu lagi?" tanya Nissa memandang ke gue.
"Kata Tante setengah jam. Paling sejam."
"Ish! Itu masuk ke kota Batu nya. Tempat wisatanya tuh banyak. Sehari gak cukuplah."
"Oh."
"Ma. Kita nginap boleh kan?" tanya Nissa ke Tante Sofia.
"Lho, kok tanya Mama. Terserah kalian."
"Gak bisa kalo gak nginap, Niel."
"Yang penting boleh sama Tante."
"Boleh, kok."
"Mama buat apa itu?"
"Union ring."
"Asik."
Nissa mengambil cangkir dan membuat teh untuk dirinya.
"Kalian mau balik ke Bandung kapan?"
"Kamis pagi, Ma."
"Mau Mama buatin cookies?"
"Mau dong!!"
"Besok Mama buatin."
"Thank you, Miss Sofia!" ujar Anissa senang. Tante Sofia tergelak.
"Ma, gak usah masak makan malam ya? Nissa mau ajak Daniel makan bakso goreng deket R Radio."
"Oke."
Tante Sofia meletakkan sepiring union ring di meja. Nissa langsung mengambilnya.
"Mama mau Nissa bawain? Bakso goreng?"
"Gak usah."
*
Gue jemput Nissa jam sembilan. Setelah aku sarapan nasi goreng dan kopi jahenya Tante Sofia, kami langsung berangkat ke Batu.
Gue sewa mobil, Mas Abe mau minjemin mobilnya, tapi gue gak enak dua hari dia harus naek taxi.
Nissa dari kemaren ngomong seperlunya ke gue. Meski diluar terlihat normal, gue tahu dia masih marah sama gue. Dia masih ngomong sama gue kayak biasa ketika kami ada di sekitar orang-orang yang kami kenal, tapi ketika hanya berdua, Nissa sama sekali gak ngomong, bahkan dia menolak melihat ke gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Danissa
Roman d'amourGue Daniel Alfin Notonegoro. Gue punya segalanya. Semua cewek yang gue suka pasti suka juga sama gue kecuali satu orang, Annissa Larasati Dunn! Daniel Alfin Notonegoro, aku sebenarnya takut sama dia, oke, aku hanya takut pada matanya, mata yang bahk...