48. Anissa ~ Bakso Goreng

7.8K 392 2
                                    


Daniel kembali satu jam kemudian, ketika masuk ke ruang tamu, semua menertawakannya karena baru kali ini melihat pengantin pria harus meninggalkan tamu pesta demi mencari makanan untuk istrinya yang mengidam. Meski begitu, Daniel terlihat cuek saja menenteng plastik baksonya.

"Kamu gak makan?" tanyaku ketika duduk di meja dapur.

"Kamu aja dulu."

"Kamu ambil makan sana di depan."

"Gak papa. Nanti aja." ujarnya keras kepala.

Tapi jangan sebut namaku Anissa jika aku tidak bisa menghadapi Daniel. Apalagi aku sedang mengandung seperti ini membuat Daniel mengikuti semua keinginanku.

Aku melepas sendok dari tanganku dengan sedikit kasar dan menatap Daniel dengan wajah kesalku.

"Baiklah. Aku ambil makan." ujar Daniel cepat dan bangkit dari kursi.

Aku menyeringai senang.

Daniel kembali beberapa saat kemudian dengan sepiring nasi dan lauk pauk.

Aku menatap isi piringnya.

Nasi sebanyak sesendok yang disirami sayur sop, satu tusuk sate, dan satu perkedel kentang.

Daniel memang tidak bisa makan banyak. Tapi porsi makannya saat ini sangat jauh lebih sedikit dari porsi makan biasanya.

Aku mulai memakan bakso gorengku. Satu pentolan goreng berukuran sedang berhasil masuk dengan sukses, namun mataku terus tertuju pada piring Daniel.

Aku ingin perkedel kentangnya. Satenya juga.
Nasinya.

"Kamu mau sate?" tanyanya.

Aku menggeleng pelan. Daniel mengangguk lalu melanjutkan makannya.

"Daniel.." panggilku pelan. Daniel menatapku.

"Tukeran."
"Heh?" tanyanya bingung.

"Oh. Kamu mau ini?" tanyanya melirik piringnya. Aku mengangguk pelan.

Daniel pasti berpikir aku gila.

Tapi aku benar-benar menginginkan makanan yang ada di piringnya.

Daniel mendorong piringnya dan menarik mangkuk kuah bakso serta piring berisi bakso goreng.

"Kamu baru makan satu. Mau pentolannya?"

Aku menggeleng dan mulai menyuapi nasi dan perkedel.

Satu suap.
Dua suap.
Tiga.

Aku mendorong piringku menjauh. Meminum air hangat dengan perlahan dan merasa senang.

Aku berhasil makan nasi!

Ayah masuk dan langsung ke dapur.

"Lho? Ini yang ngidam Daniel?" tegurnya sedikit tertawa melihat bakso goreng idamanku tadi malah dimakan sendiri sama Daniel.

"Nissa makan satu. Abis itu gak bisa."

"Gak papa, yang penting ada masuk." Ayah mengusap rambutku.

"Ayah balik ke hotel ya? Mama Lidya sudah ngantuk." ijinnya.

Aku bangkit dan memeluk Ayah.

"Makasih, Yah."

"My pleasure, sayang." balas Ayah mengecup puncak kepalaku lalu melepasku. Daniel berdiri.

"Makasih, Pak." ucapnya. Ayah menepuk pundak Daniel.

"Kalian baik-baik ya."

"Iya Pak.

DanissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang