Why can't I say that I'm in love?
I wanna shout it from the rooftops
I wish that we could be like that..
Why can't we be like that?Cos I'm yours.
Little Mix Ft. Jason Derulo ~ Secret Love Song
Tadi, Tari ngajak ke mall, katanya jalan aja, karena kita udah jarang banget jalan bareng sejak dia jadian sama Gilang berapa bulan lalu.
Aku setuju dan janjian ketemu di mall. Karena aku ada kuliah sampai siang, sedang dia sampai sore, jadinya aku pulang dulu ke kos buat mandi dan ganti baju.
Pas mau keluar, dia nelpon, nyuruh naek taksi aja, karena Gilang akan jemput jadi sekalian nganterin pulang. Aku nurut aja.
Begitu masuk ke mall, aku ngecek ponsel yang ternyata Tari ngirim pesan, katanya dia sudah di salah satu coffeeshop, dengan cepat aku menuju coffeeshop yang di maksud.
Mataku langsung menangkap sosok ketiga orang yang sangat kukenal sedang duduk dipojok. Dua cowok dan satu cewek. Satu pasang duduk menghadap ke arahku, dan satu cowok membelakangi. Tapi aku tahu dengan pasti siapa dia. Aku sudah hafal. Sosoknya yang selalu bisa bikin jantungku bekerja lebih keras dari yang seharusnya.
Sekarang aku sadar, kenapa Tari memintaku agar naek taksi kesini. Ada perasaan senang, tapi juga khawatir.
Tari mengangkat kepalanya dan tersenyum melihat ke arahku. Dengan cepat aku berjalan ke arahnya.
"Hai.." sapaku. "Lama banget ya?"
"Gak. Duduk gih," ucap Tari.
"Hai Nissa," sapa Gilang sambil tersenyum ramah.
"Halo, Lang," balasku lalu duduk di sofa, di sebelah Daniel.
"Hai, Niel," sapaku pada Daniel. Dia sempat terkejut, namun langsung nyengir.
"Si Eneng wangi banget," kata Daniel sambil ngendusin aku.
Aku ngedorong kepalanya menjauh pake telunjukku. Bikin dia terkekeh geli.
Astaga! Aku kangen kekehannya.
"Kamu mau minum apa?" tanya Daniel.
"Biar aku pesen sendiri. Kalian masih mau?" tanyaku pada Tari dan Gilang. Keduanya menggeleng. Aku melirik ke Daniel. "Kamu?" Aku nanya karena gak lihat gelas di depannya.
"Ayok.." ucapnya lalu berdiri narik aku dari sofa.
"Caramel Macchiato. Satu." jawabku pada cewek cantik yang menanyakan pesanan kami. Aku mengerutkan kening karena dia terus melirik Daniel yang ada di belakangku.
"Kamu?"
Aku berbalik ke Daniel yang langsung mendaratkan dagunya ke bahuku."Sama, Sayang," jawabnya.
"Sebentar," sambungnya sangat pelan. Aku bertahan untuk tidak menyikutnya.
Dia ini kenapa?
"Caramel Machiato. Dua. Croissant. Almond, dua."
Aku mesan croissant karena pengen, meski tadi di meja sudah terdapat berbagai Dessert.
"Aku pengen croissant isi keju," kata Daniel dengan manja yang dibuat-buat.
Pengen aku tabok wajah tampannya.
"Satu croissant almond, satu keju," ucapku pada wanita yang sedang menahan senyum gelinya.
"Baiklah. Dua Caramel Machiato. Satu croissant keju, satu almond. Ada yang lain?" tanyanya.
Ngelirik ke Daniel lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Danissa
RomantizmGue Daniel Alfin Notonegoro. Gue punya segalanya. Semua cewek yang gue suka pasti suka juga sama gue kecuali satu orang, Annissa Larasati Dunn! Daniel Alfin Notonegoro, aku sebenarnya takut sama dia, oke, aku hanya takut pada matanya, mata yang bahk...