60. Anissa ~ A yi yi yi

8.7K 431 13
                                    

Music : Dean - Put my hands on you.

Aku merasa kecupan-kecupan di perutku, membuatku mendorong kepala Daniel menjauh dariku.

"Daniel!" tegurku merasa geli.

"Sayang, udah jam delapan. Kita harus ke Klinik Bumi Sehat." ujar Daniel.

Aku berusaha membuka mataku yang serasa sangat berat. Menggeliat sebentar sebelum menarik Daniel agar berbaring di sampingku. Daniel tertawa pelan dan mulai menciumi rambutku.

"Mama tadi telpon." ujarnya.

"Mama?"

"Mama Fanny."

"Kenapa?" tanyaku sambil menggosok hidungku pada dada Daniel.

"Tanyain kamu."

"Hm."

"Mama juga tanya apa kabar kehamilan kamu."

"Hm."

Daniel menunduk, memperhatikan tingkahku yang seperti kucing yang menggosok wajahku ke dadanya.

"Mama juga seneng kamu mau terima saham dari Papa."

"Aku gak punya pilihan lain." balasku tersenyum. "Itu satu-satunya cara agar aku bisa punya kebun strawberry sendiri." tambahku membuat Daniel tertawa. Badannya bergetar merasa sangat lucu.

"Aku harus memikirkan cara agar cepat kaya." ujarku lagi sambil berpura-pura berpikir.

"Aku serius! Kan kamu yang bilang." aku memukul lengannya.

"Iya." jawab Daniel sambil mencoba menghentikan tawanya.

"Kamu mau punya kebun di daerah mana? Nanti aku minta Arya yang nyariin?" tanya Daniel.

"Enaknya dimana? Di Batu? Atau Bandung?" balasku.

"Kita cari di sekitar Bandung aja ya? Aku harus bantu Papa di Jakarta?"

"Ok. Tapi nanti aja deh. Mereka lahir trus gede dulu. Aku mau jadi fulltime mommy."

"Nanti aku minta Arya cariin mulai sekarang. Nanti-nanti harga tanah makin melambung. Kan bisa mengkaryakan petani di sekitar, untuk sementara."

"Oh, iya." Aku kembali menggosokkan hidungku di dada Daniel dan dia hanya tertawa pelan.

"Niel.."

"Hm.."

"Aku takut."

"Takut apa?"

"Aku takut nanti kalo melahirkan gimana?"

"Ada aku di samping kamu. Aku gak akan kemana-mana."

"Kata orang melahirkan itu sakit banget. Apalagi di Klinik Ibu Robin kan meminimalkan bantuan medis. Itu gimana sakitnya?" Aku memeluk Daniel lebih erat.

"Kita kesana aja dulu, nanti kamu bisa milih. Kita konsultasi sama Ibu Robin. Nanti minta saran dari Dr. Pudji juga. Terserah kamu. Kamu maunya yang mana, aku ikutin."

Aku memeluk Daniel erat, menghirup aroma khas tubuhnya.

"Apa aku bisa?" tanyaku khawatir.

"Kamu pasti bisa, Cha. Kamu wanita kuat." hibur Daniel.

"Aku sangat takut."

"Gak papa, ada aku. Ada Mama juga yang sudah setuju mau nemenin. Yang kuat ya?"

*

Kami ke Desa Nyuh Kuning, Desa yang mendapatkan penghargaan desa terbersih di Indonesia. Merupakan kerja keras Ibu Robin dan seluruh warga Desa hingga predikat itu mereka raih.

DanissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang