Music : Taeyang ~ Eyes, Nose, LipsSetelah drama putus kemarin, aku pulang ke kosan tanpa semangat. Menangis sepanjang sisa hari itu dalam gelapnya kamarku.
Aku tertawa di sela tangisanku mengingat dulu, aku sering mencibir jika melihat wanita yang berderai air mata karena putus dari pacar mereka.
Aku sekarang salah satu dari mereka.
Rasa sakit hingga membuatku ingin melompat dari gedung tinggi atau menabrakan diriku ke kendaraan yang melintas agar rasa sakit ini berhenti.
Keinginanku untuk hidup, untuk melihat matahari keesokan hari telah lenyap seiring perginya Daniel dari hidupku.
Aku ingin berhenti bernapas.
Aku ingin ini semua hilang dariku.Rasa sakit ini khususnya.
Aku menutup mata dalam gelap. Membayangkan wajah Daniel yang tersenyum padaku. Wajahnya yang selalu riang. Bagaimana mungkin wajah tampan itu bisa menghancurkanku sedemikian rupa hingga aku merasa hampa seperti ini?
Aku terus menangis sampai saat aku bernapaspun terasa sakit.
Kepalaku seperti akan terbelah karena tangisanku yang tak kunjung bisa berhenti.
Aku tertidur dalam tangisan.
Ponselku berdering.
Menyadarkan aku dari tidurku yang entah telah berapa lama.
"Mama."
Aku tidak berani mengangkat telpon Mama. Mama pasti tahu jika aku sedang dalam kondisi buruk.
Ya Tuhan!
Kenapa bisa terlintas dipikiranku untuk mengakhiri hidupku?
Aku masih punya Mama, Ayah, Mbak Cheryl dan Mas Abe. Dudut dan Tari.
Aku masih punya keluarga dan sahabat yang sayang padaku.
Dia hanya Daniel!
Dia hanya satu fase dalam hidupku yang harus aku lalui.
Dia hanya sementara.
Dia hanya mengisi empat tahun hidupku dan aku ingin mati karena dia sudah bosan padaku?
Air mataku kembali mengalir tanpa sadar.
Dan aku kembali tertawa di sela tangisanku.
Daniel tidak akan menghancurkan hidupku atau membuatku ingin mati lagi.
Cukup.
Ini terakhir kali aku menangisinya.
Dia yang menyakitiku dan dia yang akan menderita.
Bukan aku!
Aku menghela nafas perlahan yang terasa sesak, setiap kali aku menghembuskan nafas, urat di kepalaku seakan tertarik sangat kencang dan terasa menyakitkan.
Aku tersenyum, menikmati rasa sakit yang diberikan Daniel padaku. Mencoba berdamai dengan rasa yang untuk pertama kalinya terasa dalam hidupku. Rasa yang akan sekali ini saja aku rasakan. Karena setelah ini, tak ada seorang pun yang akan aku ijinkan menghancurkanku seperti Daniel menghancurkan aku.
Tanpa sadar, aku kembali tertidur di sela tangisanku. Ketika pagi datang, aku tersadar karena perutku yang mules dan kepalaku sakit. Aku bahkan muntah-muntah selama beberapa jam.
Membuatku lemas tak berdaya.
Tari beberapa kali mengetuk kamarku tapi aku tak membukanya. Aku bangkit dari depan toilet di kamar mandi, membersihkan diri, berganti pakaian -karena bajuku telah basah -dan kembali berbaring, melewati hari tanpa berinteraksi dengan orang lain, tanpa makan, tanpa pencahayaan di kamarku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Danissa
Storie d'amoreGue Daniel Alfin Notonegoro. Gue punya segalanya. Semua cewek yang gue suka pasti suka juga sama gue kecuali satu orang, Annissa Larasati Dunn! Daniel Alfin Notonegoro, aku sebenarnya takut sama dia, oke, aku hanya takut pada matanya, mata yang bahk...