25. Anissa ~ Atta girl

7.2K 471 8
                                    




Untuk apa Daniel menyembunyikan tentang persahabatannya dengan Nicole kalo memang mereka hanya bersahabat?

Iya kan?

Aku sudah curiga pasti ada sesuatu, dan ternyata betul, Nicole mantan pacar Daniel.

Pantas saja wajah Mama terlihat menyesal karena keceplosan menyebut nama Nicole.

Aku gak akan marah jika Daniel ngomong dari awal bahwa Nicole mantannya dan mereka hanya kerja bareng sekarang.

Tapi kenapa dia gak ngaku?

Daniel ngaku Nicole adalah mantannya ketika aku sudah hampir memakinya. Ketika aku sudah akan pulang ke kosan karena aku tahu dia tidak sepenuhnya jujur padaku.

Daniel tahu kalo aku gak akan cemburu sama mantan-mantannya. Bahkan sama cewek-cewek gak jelas teman ONS nya dulu. Aku gak pernah sekalipun marah -kecuali dia masih dekat-karena dia akan menjelaskan semua ketika aku bertanya padanya.

Tapi tadi?

Wajahnya terlihat shock ketika aku menyebut nama Nicole. Dia sempat bengong dan kaku.

Apa dia masih punya perasaan pada Nicole itu? Atau Nicole yang masih punya perasaan pada Daniel?

Entahlah!

Kepalaku sangat sakit sekarang. Air mataku belum juga mau berhenti bahkan setelah beberapa jam. Sekarang mungkin sudah pukul dua dini hari dan kepalaku semakin sakit.

Kamar Daniel sangat gelap karena sejak masuk beberapa jam tadi aku mematikan penerangan dan menangis hingga mataku seakan akan keluar dari tengkorak kepalaku.

Aku meraba di atas nakas mencari ponselku yang aku letakkan tadi, menyalakan aplikasi senter dan berjalan menuju saklar lampu yang terdapat di dekat pintu keluar.

Mataku terasa sakit akibat cahaya lampu yang sangat terang. Aku keluar kamar dan menuju dapur untuk minum segelas air.

Setelahnya aku duduk di sofa sebentar, menyandarkan kepalaku di sandaran sofa. Kepalaku masih terasa berdenyut, akhirnya aku merebahkan diri di sofa.

Pikiranku entah melayang kemana, tanpa sadar air mataku kembali menetes.

Aku sebenarnya takut.

Aku takut Daniel masih menyukai Nicole.

Sangat takut.

Aku takut perasaan Daniel padaku berubah.

Aku takut Daniel lebih memilih Nicole.

Aku takut Daniel meninggalkanku.

Aku tidak bisa mengendalikan ketakutanku makanya aku menjadi marah pada Daniel. Aku marah padanya karena aku putus asa. Aku tidak tahu harus berbuat apa padanya jika dia memang masih ada apa-apa sama Nicole.

Aku tahu, aku takkan bisa berbuat apa-apa jika dia meninggalkanku dan memilih Nicole, atau wanita lain.

Aku sangat tahu itu.

Aku tahu, aku bukanlah pacar idaman.

Selain tubuhku yang proporsional dan wajahku yang lumayan cantik, aku tidak punya kelebihan apa-apa. Sebagai pacar, aku selalu bersikap kasar pada Daniel. Selalu ketus padanya. Aku selalu menentangnya. Aku tidak memberinya sesuatu yang bisa di dapatkannya dengan mudah pada cewek lain.

Aku tahu, selama hubungan kami yang berjalan lebih dari dua tahun ini, Daniel yang lebih banyak mengalah padaku. Dia lebih banyak berkorban waktu, tenaga, materi dan korban perasaan padaku. Tapi aku selalu menanggapi semua pengorbanannya dengan datar. Aku sangat jarang membalas perhatiannya. Aku bahkan jarang mengatakan sayang padanya.

DanissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang