Setelah semalam di Nusa Peninda, besoknya kami balik ke Denpasar, langsung check in di sebuah hotel. Setelah naroh satu tas keperluan Mas Abe dan Mbak Cheryl, kami kembali berkeliling nyari oleh-oleh dan makan siang.Setelah makan siang jam satu, kami kembali ke hotel tapi buat nurunin Mas Abe dan Mbak Cheryl. Mas Abe bakal ngelamar Mbak Cheryl nanti malam, jadi kami menyingkir untuk memberi mereka kesempatan menikmati waktu berharga mereka.
Gue sama Nissa ke Sanur buat ngeberesin barang-barang kami dan berniat untuk nginap di Sanur. Kami gak ingin ganggu Mas Abe dan Mbak Cher di hotel. Berjanji pada mereka bahwa kami yang akan mengurus barang-barang yang ada. Mbak Cher dan Mas Abe hanya akan membawa satu tas kecil untuk pakaian mereka, dan akan bertemu besok di bandara untuk ke Malang.
Setelah ngepak beberapa barang. Gue sama Nissa pisahin barang yang akan dikirim ke Bandung dan yang akan kami bawa ke Malang. Sebagian besar barang mereka karena gue gak bawa apa-apa ke sini. Gue hanya nyelipin baju gue di ransel Nissa untuk di pake di Malang.
"Sayang, mau berapa lama di Malang?" tanya gue ke Nissa yang lagi masukin oleh-oleh buat Tari ke dalam dos untuk nanti meminta Pak Made dibawa ke ekspedisi dan dikirim ke Bandung.
Gue duduk di kasur sambil ngeliat dia sedari tadi ribet banget. Padahal barangnya gak banyak.
"Kamu bisa berapa hari?" tanyannya tanpa melirik ke gue.
"Kok aku? Aku balik ke Bandung kalo kamu balik." gue menyeringai. Nissa natap gue sinis.
"Aku serius Daniel!!" ucapnya jengkel.
"Ya terus? Aku ninggalin kamu di Malang gitu?" tanya gue gak suka. Dia mau kabur lagi dari gue?
Gak akan!
Nissa berbalik menghadap ke gue.
"Kamu ada latihan Daniel Alfin Notonegoro. Bulan depan ada kompetisi basket. Kamu mau dikeluarin dari team inti?" ucapnya mencoba bersabar ke gue.Ya ampun, gue baru ingat basket!
Gue tahu gue gak akan dikeluarin dari team. Selain karena gue salah satu pemain terbaik di team, gue juga sudah ijin ke pelatih dan dia ngasih ijin dengan syarat gue akan latihan lebih lama dari yang lainnya ketika gue balik.
"Aku pulang kalo kamu pulang," jawab gue keras kepala. Nissa mendesah pelan.
"Ya udah kita pulang Senin malam atau Selasa," ucapnya lalu kembali sibuk mengatur isi ranselnya.
"Cepet banget," komentar gue.
"Kamu mau lama-lama ngapain di Malang?" tanyanya tanpa mengalihkan pandangannya dari ranselnya dan mengisi beberapa baju disana.
"Ya, jalan-jalan, kemana kek?" jawab gue santai.
"Kita pulang paling lambat Selasa," ucapnya final.
"Oke, Sayang. Anything for you."
"Ciih!" cibirnya.
Gue ngakak sambil berbaring di kasur.
"Cha..?"
"Hm?"
"Mama kamu gimana orangnya?"
"Kenapa? Takut?" tantangnya.
"Bukan takut sih. Deg-degan," jawab gue apa adanya.
"Bukan Mama yang perlu kamu khawatirkan, tapi Ayah. Kamu tahu, Mas Abe aja takut sama Ayah."
Gue bangkit duduk dan menatapnya.
"Separah itu?"
"Hmm.. gak tahu kenapa Mas Abe takut banget sama Ayah. Padahal Ayah jarang ke rumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Danissa
RomanceGue Daniel Alfin Notonegoro. Gue punya segalanya. Semua cewek yang gue suka pasti suka juga sama gue kecuali satu orang, Annissa Larasati Dunn! Daniel Alfin Notonegoro, aku sebenarnya takut sama dia, oke, aku hanya takut pada matanya, mata yang bahk...