Karena..
**
Suzy. Gadis kecilnya itu, sedang tidur dengan memeluk boneka beruang raksasanya yang berwarna putih. Dengan piyama bercorak polkadot berwarna hijau.
Kalian tau. Itu sangat imut bagi Sehun. Gadis yang galaknya menyamai beruang grezli itu terlihat sangat polos jika sedang tidur.
Sehun menutup lagi pintu kamarnya dengan pelan. Takut mengganggu tidur beruang kecilnya.
Mendekat dengan senyum tipis dan juga kancing baju yang sudah terlepas semua. Duduk di tepi tempat tidur, Sehun mengangkat tangannya, membelai kepala Suzy dengan sayang lalu mencium kepalanya.
"Good night bocah." Bisik Sehun seraya memperbaiki letak selimut Suzy. Menjauhkan beruang yang sedari dari mendapat pelukan dari istrinya, Sehun merebahkan tubuhnya di samping Suzy. Menjadikan lengannya sebagai bantalan untuk kepala Suzy dan memeluk pinggang gadis kecilnya. Mengusap kecil punggungnya dan tersenyum tipis.
Jujur saja Sehun sangat lelah sepulang dari kantornya. Ia bahkan belum makan sedari tadi dan sekarang ia hanya butuh tidur. Tanpa menghiraukan rasa laparnya dan menatap wajah Suzy.
"Aku mencintaimu." Bisik Sehun lagi.
**
"Eunggh." Suzy menggeliat kecil. Tidurnya sangat nyaman tadi malam. Termasuk pagi ini, ia sangat malas untuk bangun.
Jika saja ia tidak mengingat Sehun maka ia pasti akan melanjutkan tidurnya.
Ya. Semua ini karna Sehun. Beruang mesum itu.
"Sehun!" Suzy tersentak cepat. Duduk begitu saja sehingga pelukan tangan Sehun di pinggangnya terlepas.
"Sehun. Ayo bangun! Kau harus kerja. Oh, tadi malam kau juga tidak makan. Astaga, maafkan aku Sehun." Suzy panik sendiri. Mengguncang bahu Sehun dan menepuk-nepuk pipinya.
"Sehun. Ayo bangun." Ujar Suzy lagi.
"Uh. Aku masih lelah Zy. Nanti saja." Desah Sehun malas.
"Tapi kau harus kerja."
"Tidak untuk hari ini."
Alis Suzy bertaut heran. "Tidak?" Ulangnya. Dan Sehun mengangguk.
"Aku presdirnya dan aku lelah." Sehun mulai jengah dengan pertanyaan Suzy. Bangkit dari tidurnya lalu menguap kecil seraya mengacak rambutnya.
"Sehun." Panggil Suzy.
"Hm."
"Kemana boneka beruangku?" Tanya Suzy was-was.
"Aku. Bakar." Ujar Sehun penuh penekanan. Bersedekap dada lalu menyandar ke headboar ranjang.
"YA! KAU SERIUS?!" Suzy panik. Tanpa sadar berteriak dengan mata yang berkaca-kaca.
"Hm." Anggukan Sehun sebagai jawaban.
Suzy diam. Menatap Sehun dengan mata berkaca-kaca dan bibir bergetar. Siap menangis.
"Hunie~" Suzy mulai merengek dengan aliran air matanya. Hidungnya memerah dan ia sudah bergetar.
Sehun panik. Menarik bahu Suzy mendekat lalu mendekap tubuhnya. Apa pentingnya boneka jelek itu! Dengus Sehun dalam hati.
"Hei.. kenapa kau menangis?" Tanya Sehun lembut.
"Kau membakar bonekaku." Jawab Suzy sesenggukan.
"Apa pentingnya boneka itu sayang? Aku cemburu!" Jujur Sehun, mengusap punggung yang masih bergetar itu lalu mencium dahinya.
"Itu pengganti." Gumam Suzy.
Dahi Sehun berkerut dalam. Apa maksudnya coba? "Pengganti?" Ulang Sehun.
"Akhir-akhir ini kau jarang pulang. Pulang pun kau akan pulang dini hari. Aku merindukanmu, dan aku tak bisa tidur. Makanya aku memeluk beruang itu hiks." Isak Suzy, panjang lebar bicara lalu makin terisak.
Sedikit banyak Sehun merasa bersalah. Akhir-akhir ini memang dia sangat sibuk. Rapat proyek baru mereka dan lainnya. Membuat dia juga melupakan istri kecilnya.
"Maafkan aku." Bisik Sehun. Menangkup pipi Suzy lalu menghapus air matanya.
"Aku tidak membakarnya. Aku menyimpannya dalam lemari." Ujar Sehun dengan senyum kecil andalannya. Mengecup kedua mata Suzy lalu kembali memeluknya.
"Kau bohong?" Suzy mendongakan kepalanya. Menatap Sehun dengan tatapan anak anjing miliknya.
"Aku tidak bohong sayang." Ujar Sehun.
Suzy mengangguk lalu memeluk Sehun. Menyandarkan kepalanya di dada bidang beruang mesum itu lalu tersenyum.
"Mmm Suzy." Panggil Sehun.
Suzy mendongak lalu menatap mata Sehun. Bergumam kecil dengan mata yang mengerdip lucu.
"Apa kau sudah siap?" Tanya Sehun hati-hati.
"Siap apa?" Tanya Suzy.
Sehun diam. Melepas pelukannya dan menangkup pipi Suzy. Mengecup bibir istrinya lalu tersenyum.
"Punya anak." Ujar Sehun mantap.
Jujur saja ia sudah sangat menginginkan kehadiran bayi mungil di dalam istana megahnya. Terkadang ia iri dengan rekan bisnisnya. Bahkan bawahannya, tapi apa daya Sehun. Semuanya tergantung Suzy. Karna Suzy yang akan mengandung, bukan dia.
"Ng.. itu.. a.. aku.." Suzy tergagap. Ia tak tau harus jawab apa. Ia melihat ada harapan yang sangat besar dari mata Sehun.
"Aku.."
TeBeCe.
Jgn lpa VOMENT ya beb,
Thingkiw.Hahak..
See u next chap..
DAP.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband : My [CEO] Husband
FanfictionKelanjutan dari kisah hidup Nyonya Oh yang terhormat, Oh Suzy. Sequel dari My Teacher My Husband. . . "Harvard? Oxford? Atau tetap di korea?" -Sehun. "Tetap korea." -Suzy. "Kenapa?" -Sehun. "Kau bisa saja mencari istri baru kalau begitu."